Palu (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng) Ibrahim Hafid mengemukakan upaya pencegahan tumbuh dan berkembangnya faham intoleransi serta radikalisme, perlu dilakukan dengan memberi penguatan terhadap ketahanan ekonomi masyarakat.
"Iya, penguatan ketahanan ekonomi masyarakat, lewat skema pemberdayaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi sangat penting. Selain untuk membangun kesejahteraan masyarakat, juga sebagai upaya pencegahan tumbuh dan berkembangnya gerakan radikalisme," ucap Ibrahim Hafid di Palu, Jumat.
Dia mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya bahwa adanya gerakan intoleransi dan radikalisme salah satu faktor yang cenderung melatarbelakangi yakni ekonomi.
"Faktor ekonomi ini kemudian muncul semacam ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan negara, sehingga kemudian berujung pada gerakan ingin mengubah ideologi negara dan seterusnya," ujarnya.
Selanjutnya, katanya, pencegahan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulteng perlu melibatkan tokoh adat.
"Upaya pencegahan faham-faham intoleransi dan radikal, perlu dilakukan dengan memaksimalkan pendekatan aspek sosial budidaya, salah satunya dengan menggandeng lembaga-lembaga adat," katanya.
Ibrahim Hafid yang juga Ketua Fraksi NasDem di DPRD Sulteng mendukung penuh langkah-langkah pencegahan faham dan gerakan intoleransi dan radikalisme, yang dilakukan BNPT dan FKPT, namun langkah-langkah itu perlu dilakukan dengan memaksimalkan aspek sosial budaya.
Selain itu, menurut dia, BNPT dan FKPT Sulteng perlu menggandeng tokoh agama, tokoh perempuan desa/kelurahan, tokoh pemuda tokoh masyarakat serta organisasi kepemudaan dan organisasi perempuan.
"Komponen yang berada di tingkat desa perlu dirangkul, digandeng, diberdayakan, karena komponen ini bersentuhan langsung dengan masyarakat," sebutnya.
Selanjutnya, ia menyarankan kepada BNPT dan FKPT untuk melibatkan pihak-pihak yang berkompoten, bersama dengan tokoh-tokoh tersebut melakukan suatu kajian apa yang menjadi penyebab atau latar belakang, munculnya gerakan/faham intoleransi dan radikalisme.
Perlu juga, menurut dia, dilakukan kajian apa yang menjadi penyebab/latar belakang seseorang mudah terpapar faham/gerakan intoleransi dan radikalisme.
"Ini perlu dipotret apa yang menjadi penyebab. Lalu, diikutkan dengan langkah-langlah pencegahan," ujarnya.Anggota Komisi IV DPRD Sulteng Ibrahim Hafid
Berita Terkait
Jokowi: Maritim kunci perkembangan ekonomi Indonesia
Rabu, 27 Maret 2024 15:16 Wib
Petugas di Semarang temukan surat suara ditempel simbol palu arit di TPS
Rabu, 14 Februari 2024 22:55 Wib
Tim Densus tangkap dua tersangka teroris di Palu dan Semarang
Kamis, 16 November 2023 16:11 Wib
Diduga terlibat terorisme, Densus 88 geledah rumah warga di Palu
Selasa, 14 November 2023 17:28 Wib
Kunjungi Kalteng, Ketua KPK berpesan jangan ada 'ongkos ketok palu'
Kamis, 7 September 2023 16:36 Wib
Waspada politisasi SARA pada Pemilu 2024
Senin, 4 September 2023 17:24 Wib
Sebanyak enam tersangka suap 'ketok palu' Jambi penuhi panggilan KPK
Jumat, 1 September 2023 15:33 Wib
Hoaks dan Ujaran kebencian sangat menganggu kualitas pemilu
Rabu, 26 Juli 2023 15:00 Wib