Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia bagian selatan akan segera memasuki periode puncak kemarau.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, BMKG menyebut potensi puncak kemarau di Indonesia selatan itu dipengaruhi penguatan angin Monsun Australia.
Angin tersebut mengalirkan massa udara dingin dan kering dari Benua Australia menuju Asia melewati Samudera Indonesia dan wilayah benua maritim Indonesia.
Musim kemarau kini terjadi pada 69 persen dari 342 daerah Zona Musim (ZOM) di Indonesia. Menguatnya aliran angin Monsun Australia biasanya berkaitan dengan perkembangan sistem tekanan tinggi atmosfer di atas Benua Australia yang mendorong masa udara memiliki aliran yang lebih kuat dari biasanya.
Adapun musim kemarau telah berdampak menimbulkan potensi kekeringan secara meteorologis pada 31 persen ZOM berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut. Deret hari kering bervariasi dalam hitungan hari hingga bulan.
BMKG memprediksi Agustus sebagai puncak musim kemarau bagi sebagian besar wilayah yang telah mengalami kemarau. Sebanyak 65 persen ZOM akan mengalami puncak musim kemarau tersebut yaitu sebagian besar NTT, NTB, Bali, sebagian besar Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan bagian selatan, Sulawesi Selatan serta Papua bagian selatan.
Sementara 19 persen ZOM diprediksi mengalami puncak musim kemarau pada September, yaitu meliputi sebagian besar Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian selatan, tengah dan timur, Sulawesi bagian barat dan Maluku.
Puncak musim kemarau didefinisikan sebagai bulan atau periode waktu terkering dengan curah hujan yang turun di wilayah yang sedang mengalami kemarau berada pada tingkat paling rendah/minimum.
BMKG mengimbau pemerintah daerah, pengambil keputusan dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta ketersediaan air bersih.
Saat ini kecepatan angin terutama di bagian selatan Jawa dan Bali dilaporkan menunjukkan kecepatan angin yang lebih kuat 10-20 knot. Adapun besaran nilai 1 knot kurang lebih setara dengan kecepatan 0,5 meter per detik atau 1,85 kilometer per jam.
BMKG menyebut kota-kota di bagian selatan Jawa dan Bali juga menunjukkan suhu udara yang relatif lebih dingin sedikit dibanding bagian utara, misalnya pada siang hari Lombok.
Sebagai gambaran ketika siang hari di Denpasar berada dalam suhu 26-28 derajat Celcius maka pada saat yang sama di Semarang, Jakarta, Surabaya 30-31 derajat Celcius. Sedangkankan pada malam hingga pagi hari, suhu minimum tercatat pada 29 Juli terendah 10,4 derajat Celcius di Ruteng (NTT), Malang dan Bandung 17 derajat Celcius serta Padang Panjang 18 derajat Celcius.
Berita Terkait
BMKG: Waspadai cuaca ekstrem peralihan kemarau ke musim hujan
Rabu, 1 November 2023 9:01 Wib
Ketua DPRD Seruyan minta pemkab berikan edukasi petani saat kemarau
Jumat, 20 Oktober 2023 20:07 Wib
Penjabat Bupati Kapuas bersama masyarakat laksanakan shalat istisqa
Sabtu, 7 Oktober 2023 5:27 Wib
Ketua DPRD Palangka Raya: Cari solusi gagal panen akibat kemarau
Senin, 2 Oktober 2023 19:46 Wib
Ketua DPRD Seruyan ingatkan agar masyarakat jaga kesehatan saat kemarau
Rabu, 27 September 2023 8:40 Wib
Dampak Kemarau panjang, petani Seruyan terlambat tanam padi
Rabu, 20 September 2023 9:15 Wib
Kemarau pengaruhi air baku PDAM Tirta Janang Bartim
Senin, 18 September 2023 17:57 Wib
BMKG sebut Kotim masih dilanda kemarau satu bulan
Selasa, 12 September 2023 7:24 Wib