SMA dan SMK di daerah ini siap gelar belajar tatap muka

id Bandung, belajar tatap muka,SMA dan SMK di daerah ini siap gelar belajar tatap muka,Jawa Barat

SMA dan SMK di daerah ini siap gelar belajar tatap muka

Orangtua dan calon siswa mengantre penyerahan dan pemeriksaan berkas pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 tingkat SMA-SMK di SMAN 2 Bandung, Jawa Barat, Senin (17/6/2019). Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Jawa Barat periode 2019/2020 sebanyak 281.950 kursi dan pendaftarannya dimulai serentak 17 Juni hingga 22 Juni 2019. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz.

Bandung (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan ada 71 sekolah tingkat SMA dan SMK di Provinsi Jabar siap menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di tengah pandemi COVID-19.

"Jadi sekolah-sekolah tersebut, telah diverifikasi dengan melihat status zona hijau, lalu sarana prasarana sekolah, tenaga didik yang bebas COVID-19 dan lokasi peserta didik yang berada di zona blank spot internet," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, Selasa.

Ke-71 sekolah yang dinyatakan siap menggelar kegiatan belajar mengajar tatap muka tersebut terdiri dari SMA sebanyak 38 sekolah, SMK 28 dan sisanya ialah SLB.

"Dari 71 sekolah ini di pekan ini rencananya belum buka semua namun masih ada beberapa sekolah yang mereka kekurangn indikator, seperti rekomendasi dari gugus tugas setempat, ada ada beberapa yang bapak ibu gurunya belum dilakukan tes PCR," ujar dia.

Menurut Dedi peserta didik yang masuk nanti akan dibatasi jumlahnya dan izin dari orang tua menjadi pertimbangan bagi dinas pendidikan untuk memperbolehkan peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

"Jadi untuk muridnya juga dibatasi, yang sehat menurut orang tua. Jadi siswa yang kurang sehat itu tidak ikut KBM tatap muka. Selain itu KBM juga dilaksanakan empat jam, dari jam tujuh sampai 11 siang," kata dia.

Sehingga tidak ada istirahat dan jalur masuk siswa ke sekolah berbeda dengan jalur keluarnya. "Sifatnya masih 'blended learning,' jadi hanya untuk mata pelajaran yang siswa sulit saja kalau belajar daring seperti fisika, kimia, matematika," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan evaluasi setiap dua pekan terhadap 71 sekolah itu karena bisa saja ada kemungkinan zona kerawanan COVID-19 dari hijau kemudian bergerak ke warna oranye.

"Sehingga kita melihat kestabilan dari awal, evaluasinya dua pekan. Kestabilan dari zona kita evaluasi lagi, kalau terevaluasi seperti itu, kebijakan akan berubah lagi dan bahkan mungkin yang sekarang kondisi tatap muka dari 71 sekolah akan bertambah lagi ke depan," kata Dedi.