Diduga memikirkan saudara baru meninggal, seorang IRT di Bartim tewas gantung diri

id Tamiang Layang,seorang IRT di Bartim tewas gantung diri,bartim,gantung diri,Kapolres Bartim AKBP Afandi Eka Putra ,Kapolsek Dusun Tengah Iptu Nurherya

Diduga memikirkan saudara baru meninggal, seorang IRT di Bartim tewas gantung diri

Seorang ibu rumah tangga (IRT), Mertani (42) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dikediamannya di Desa Simpang Naneng Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur, Sabtu (7/11/2020). ANTARA/HO Polres Bartim

Tamiang Layang (ANTARA) - Seorang ibu rumah tangga, Mertani (42) di Desa Simpang Naneng Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung dengan leher terikat seutas tali.

Kapolres Bartim AKBP Afandi Eka Putra melalui Kapolsek Dusun Tengah Iptu Nurheryanto Hidayat di Tamiang Layang, Sabtu, membenarkan kejadian penemuan mayat diduga gantung diri tersebut.

“Untuk informasi awal, diduga karena depresi. Hal ini berdasarkan dari informasi warga sekitar,” kata Nurheryanto.

Menurutnya, setelah mendapatkan informasi, sejumlah polisi langsung mendatangi TKP penemuan mayat (gantung diri) di rumah No. 51 RT 02 RW 2 Desa Simpang Naneng. Namun, posisi tubuh sudah diturunkan oleh pihak keluarga.

Dari hasil keterangan beberapa saksi diketahui mayat pertama kali ditemukan sekitar pukul 07.20 Wib oleh anak korban berinisial R (5) di kamar mandi rumahnya dengan pososi tergantung dengan leher terikat seutas tali.

Hal ini langsung diberitahukan R kepada tetangganya, Maryosi yang kemudian menyampaikan kepada aparatur Desa Simpang Naneng. Aparatur desa yang dipimpin Kades Simpang Naneng Ridwan langsung menuju lokasi tubuh wanita kelahiran 14 Juli 1978 itu tergantung.

“Tiba di TKP pak kades dan rombongan melihat korban masih dalam posisi tergantung di kamar mandi menggunakan tali dari plastik,” kata Nurheryanto.

Kemudian, keluarga dibantu warga yang datang segera menurunkan korban dengan harapan korban masih bisa diselamatkan. Namun nasib berkata lain, denyut nadi Mertani sudah tidak ada dan dinyatakan meninggal dunia.

“Sedangkan informasi tambahan yang kita terima berkaitan depresi yang dialami korban, diduga karena memikirkan saudaranya yang baru meninggal dunia beberapa waktu yang lalu,” kata Nurheryanto lagi.