Chicago (ANTARA) - Harga emas naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) saat meningkatnya infeksi Virus Corona secara global memicu kembali kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari pandemi, sementara skeptisisme atas jangkauan vaksin COVID-19 potensial semakin meningkatkan logam safe-haven.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, terangkat lagi 12,90 dolar AS atau 0,69 persen menjadi ditutup pada 1.886,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (12/11/2020) harga emas berjangka bangkit 11,7 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 1.873,30 dolar AS.
Harga emas berjangka merosot 14,8 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1.861,6 dolar AS pada Rabu (11/11/2020), setelah melonjak 22 dolar AS atau 1,19 persen menjadi 1.876,4 dolar AS pada Selasa (10/11/2020), dan anjlok 97,3 dolar AS atau 4,99 persen menjadi 1.854,40 dolar AS pada Senin (9/11/2020).
“Kami telah mendapatkan COVID-19 yang berkecamuk di AS dan ketidakpastian seputar itu serta potensi kerusakan ekonomi lagi dalam beberapa bulan mendatang, semua itu mendukung kenaikan pasar emas,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech pada Senin (9/11/2020) mengatakan vaksin COVID-19 mereka lebih dari 90 persen efektif berdasarkan hasil uji coba awal.
“Semua orang sangat senang dengan vaksin ini, tapi kemudian kesadaran yang suram muncul bahwa vaksin itu mungkin tidak akan tersedia untuk konsumsi masyarakat umum sampai akhir musim dingin atau musim semi dan sampai saat itu ... kita harus melewati beberapa kesulitan,” kata Wyckoff.
Emas juga mendapat dukungan dari dolar AS yang melemah.
“Ada ketakutan gelombang kedua dengan penguncian dan pembatasan dan pasar harus menyelesaikan (beberapa) stimulus apakah kita menghindari situasi yang lemah atau dengan presiden terpilih baru,” kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Jadi, pasar pada suatu saat harus mengantisipasi uang dan harga itu dalam potensi inflasi."
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang kemungkinan besar disebabkan oleh stimulus yang besar.
Harga logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 46,9 sen atau 1,93 persen menjadi ditutup pada 24,775 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 12 dolar AS atau 1,36 persen menjadi menetap pada 896 dolar AS per ounce.
Penerjemah: Apep Suhendar
Berita Terkait
DPRD Palangka Raya: Meningkatnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan kesejahteraan
Kamis, 10 Agustus 2023 11:27 Wib
Meningkatnya anggaran narapidana, DPR dorong revisi UU Narkotika
Senin, 6 Juni 2022 22:15 Wib
Legislator Kotim: Meningkatnya banjir jadi gambaran kerusakan lingkungan
Selasa, 31 Mei 2022 9:35 Wib
Tingginya angka perokok jadi penyebab meningkatnya kasus kanker paru
Selasa, 8 Februari 2022 13:55 Wib
Kecamatan Kahayan Hilir tiadakan pasar malam akibat meningkatnya penyebaran COVID-19
Minggu, 18 Juli 2021 10:05 Wib
Brio jadi andalan meningkatnya penjualan Honda
Jumat, 7 Mei 2021 15:55 Wib
Harga minyak turun ditengah meningkatnya pasokan dari produsen utama
Sabtu, 10 April 2021 9:53 Wib
Meningkatnya permintaan monitor PC didorong adaptasi pandemi
Senin, 28 Desember 2020 10:54 Wib