Terdakwa pembawa 208 kg sabu di Kalsel divonis mati

id Banjarmasin,Terdakwa pembawa 208 kg sabu di Kalsel divonis mati,pembawa 208 kg sabu di Kalsel,Kalsel,Kalimantan Selatan

Terdakwa pembawa 208 kg sabu di Kalsel divonis mati

Sidang perkara 208 kg sabu-sabu dan 53.969 butir ekstasi digelar di PN Banjarmasin yang diikuti secara virtual oleh terdakwa, Senin. (ANTARA/Firman)

Banjarmasin (ANTARA) - Terdakwa pembawa 208 kilogram sabu-sabu dan 53.969 butir ekstasi, Dimas Apriliano, di Kalimantan Selatan divonis mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Banjarmasin dalam sidang agenda pembacaan putusan, Senin.

Ia terbukti melanggar pasal 132 ayat 1 juncto pasal 114 ayat 2 UU Nomor 35/2009 tentang Narkotika hingga pidana maksimal hukuman mati dijatuhkan tim majelis hakim yang diketuai oleh Mochamad Yuli Hadi yang juga ketua PN Banjarmasin.

Atas vonis tersebut, kuasa hukum Aprilianto, Ernawati, menyatakan akan menempuh upaya banding. "Kami banding atas vonis majelis hakim. Seperti pernah saya katakan di awal persidangan, putusan hakim kami harapkan sesuai perannya saja. Jangan melihat hitungan berat barang bukti. Seperti Dimas misalnya, dia hanya disuruh bawa mobil," katanya.

Aprilianto ditangkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan ketika membawa 208 kilogram sabu-sabu dan 53.969 butir ekstasi asal Malaysia pada 13 Maret 2020 lalu.

Ia dicokok polisi di Jalan Ahmad Yani Km 274, Simpang Empat Desa Jaro, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Polisi terus mengembangkan kasus itu hingga ke Samarinda, Kalimantan Timur, dan menangkap tiga tersangka lain yaitu Mahmudi alias Jun dan Sahrul Gunawan alias Wawan serta Sulistyo dengan barang bukti tujuh kilogram sabu-sabu dan 898 butir ekstasi serta uang tunai Rp1.100.000.000.

Keempat terdakwa diketahui perkaranya di-split atau dipisahkan. Mahmudi dan Sahrul didakwa atas kepemilikan barang bukti tujuh kilogram sabu-sabu dan 898 butir ekstasi. Sedangkan Sulistyo dikenakan pasal pencucian uang atas aset yang disita polisi senila Rp1 miliar lebih.