Disdik Barsel targetkan 2022 tidak ada lagi anak putus sekolah

id Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah,Kabupaten Barito Selatan,Kepala Disdik Barito Selatan,Su'aib , anak putus sekolah di Bari

Disdik Barsel targetkan 2022 tidak ada lagi anak putus sekolah

Kepala Dinas Pendidikan Barito Selatan, Su'aib saat diwawancarai, di Buntok, Selasa (26/1). ANTARA/Bayu Ilmiawan.

Kalau putus sekolah atau tidak bisa sekolah karena ekonomi, kita akan mengupayakan untuk memberikan bantuan dan beasiswa. Begitu juga dengan anak yang disabilitas, sehingga mereka bisa bersekolah
Buntok, Kalteng (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, menargetkan pada 2022 mendatang tidak ada lagi anak usia sekolah yang putus sekolah di wilayah .

"Berdasarkan data, untuk anak putus sekolah dan yang tidak sekolah tercatat di bawah 2 persen," kata Kepala Disdik Barito Selatan Su'aib di Buntok, Selasa.

Hal tersebut, lanjut dia, menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pihaknya dan itu menjadi kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) supaya tidak ada lagi anak di Barito Selatan ini yang putus sekolah atau tidak sekolah pada usia sekolah pada 7 sampai 12 tahun.

"Kalau putus sekolah atau tidak bisa sekolah karena ekonomi, kita akan mengupayakan untuk memberikan bantuan dan beasiswa. Begitu juga dengan anak yang disabilitas, sehingga mereka bisa bersekolah," ucap dia.

Menurut dia, pihaknya saat ini sedang memfokuskan melakukan tracking terhadap anak putus sekolah maupun yang tidak sekolah diusia sekolah tersebut.

"Karena tidak boleh ada anak yang masih usia sekolah yang tidak bersekolah, dan itu merupakan standar yang harus di nol kan kedepannya," tegas Su'aib.

Ia menyampaikan, pihaknya sudah mengintruksikan kepada setiap sekolah yang ada di daerah ini untuk melakukan pendataan terkait hal itu.

Beberapa waktu lalu lanjut dia, Dinas Pendidikan Barito Selatan juga sudah mengirim surat kepada Kepala Desa yang ada di daerah ini untuk mambantu mendata pada masing-masing desanya.

"Hingga saat ini tidak sampai 50 persen kepala desa yang mengirimkan data tersebut kepada kami, sehingga kami mengalami kesulitan dalam merekap datanya," ungkapnya.

Baca juga: Legislator Barsel harapkan penerima BLT didata secara selektif

Kalau turun ke setiap desa kata Su'aib, memerlukan dana yang besar, sehingga pihaknya meminta bantuan setiap sekolah dan kepala desa melakukan pendataannya.

Dikatakannya, pendataan terhadap anak tidak sekolah maupun yang putus sekolah ini sangat penting dilakukan, supaya bisa diprogramkan sejumlah kegiatan, sehingga mereka bisa bersekolah.

"Sedangkan bagi anak yang putus sekolah pada sekolah dasar akan diarahkan ke Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) untuk mengikuti paket A," jelas Su'aib.

"Anak yang tidak sekolah maupun yang putus sekolah ini merupakan kasus luar biasa, dan itu yang menjadi perhatian kita, dan Dinas Pendidikan berusaha melakukan tracking dan angkanya harus di nol kan kedepannya," demikian Su'aib.

Baca juga: DSPMD Barsel terapkan APBDes berbasis online

Baca juga: Pemilihan BPD ditentukan kesiapan desa dan kecamatan