Telaah - Pemuda dan Food Estate di Kalimantan Tengah

id Telaah - Pemuda dan Food Estate di Kalimantan Tengah, Kalteng, food estate, Heru hidayat

Telaah - Pemuda dan Food Estate di Kalimantan Tengah

Heru Hidayat. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Palangka Raya (ANTARA) - Jumlah penduduk Kalimantan Tengah 2,67 juta jiwa dan persentase penduduk Kalimantan Tengah usia produktif yaitu 15-64 tahun sebanyak 71,36%, bonus demografi (BPS, Hasil SP2020). Diantara usia produktif tersebut, terdapat pemuda yang memiliki potensi dan peran strategis dalam upaya pembangunan di Kalimantan Tengah.

Pemuda yang dipersiapkan dan berbekal keterampilan sehingga memiliki kemampuan dalam mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan potensi lainnya dengan baik dan bermanfaat. Maka diharapkan akan tumbuhnya para pemuda yang berkarakter, berkompeten dan berdaya saing dalam berbagai sektor kehidupan. 

Tantangan pemuda Kalimantan Tengah saat ini adalah kemampuan menerjemahkan, berperan aktif dan berkontribusi dalam berbagai rencana strategis yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Tengah Tahun 2016-2021.

Ketahanan pangan merupakan hal penting dan mendasar bagi suatu negara. Salah satu upaya pemerintah dalam upaya menjaga ketersediaan pangan secara berkelanjutan adalah dengan program Food Estate atau lumbung pangan. Membangun lumbung pangan Nasional atau yang dikenal Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah merupakan program strategis Nasional. 

Bagaimana keterlibatan pemuda dalam proses perencanaan dan pengembangan Food Estate hingga menjadikan program strategis Nasional tersebut berdampak meningkatnya ekonomi, ketahanan pangan dan kesejahteraan bagi masyarakat di Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya. 

Secara substansi, peran pemuda harus turut menjaga kualitas lingkungan dan kebutuhan manusia yang sangat mendasar seperti kualitas air, udara dan tanah. Selain itu kemampuan pemuda dalam pengelolaan dan memanfaatkan alam sekitar sebagai area pertanian, perkebunan dan lainnya secara terpadu, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Peran pemuda dalam program Food Estate ini adalah turut berperan dan memastikan agar proses perencanaan, pelaksanaan, implementasi dan pemasaran hasil akan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Harapannya, tidak akan terulang kembali pengalaman program pengembangan lahan gambut (PLG) 1 juta hektar di Kalimantan Tengah. Sehingga peran pemuda turut mengawal dan berkontribusi dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari Food Estate tersebut.

Tantangan berikutnya adalah meningkatkan sumber daya manusia atau SDM, baik itu kompetensi dasar maupun pengembangan bagi masyarakat dan para pemuda. Pemerintah, perguruan tinggi dan swasta dapat memberikan informasi, fasilitas dan program peningkatan SDM untuk bisa menunjang program Food Estate tersebut kepada masyarakat di Kalimantan Tengah. Tujuannya agar masyarakat di Kalimantan Tengah mengenal, memahami dan berperan aktif mengoptimalkan program Food Estate tersebut. 

Keterlibatan pemerintah, BUMN, masyarakat dan pihak swasta dalam upaya membangkitkan pola pemasaran hasil dan kualitas produksi menjadi tantangan yang harus menjadi perhatiaan serius. Sehingga, keterpaduan antara perencanaan, pelaksanaan dan hasil akan terpadu dan maksimal. Maka, perlu menyiapkan banyak skema alternatif akan pola pemasaran yang berdaya saing dan menjadikan penyemangat para petani atau masyarakat akan jaminan kesejahteraan mereka. 

Begitu pula peran pemuda dalam upaya menemukan dan mengoptimalkan industri pertanian dan perikanan yang modern, efektif dan efisien serta mampu memanfaatkan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan kecepatan informasi dalam mendukung program tersebut.

Peran yang juga bisa dilakukan adalah pengawasan agar program Food Estate bisa berkelanjutan dan tepat sasaran, tidak hanya menjadi program jangka pendek. Kesiapan para pemuda di Kalteng sebagai tenaga pendampingan terutama membangun dan mengubah pola pikir atau "mindset" semua pihak untuk ikut berperan dalam kegiatan Food Estate karena tidak sedikit biaya yang akan dikeluarkan. Begitu pula "mindset" untuk mengubah pola pertanian dari pola tradisional menjadi lebih modern dan ekonomis, misalkan panen dari satu kali setahun menjadi dua kali setahun.

Secara umum program ketahanan pangan harus menjadi program yang berdampak bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat di Kalimantan Tengah dan Indonesia. Sehingga meningkatkan produktivitas pertanian, pertumbuhan ekonomi, tingkat kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan pembangunan keberlanjutan menjadi bagian yang penting bagi kemajuan Kalimantan Tengah dan Indonesia. 


*) Penulis adalah pemerhati sosial dan tokoh pemuda di Kalimantan Tengah