Ditemukan klaster perumahan Covid-19 di Tasikmalaya

id Pemkot Tasikmalaya, Dinkes, COVID-19, vaksin,Kalteng,Kalimantan Tengah

Ditemukan klaster perumahan Covid-19 di Tasikmalaya

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra. (ANTARA/HO-Pokja Pemkot Tasikmalaya)

Dari 'tracing' 50 orang, ada 21 positif, dan kita masih terus 'tracing
Tasikmalaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menyampaikan puluhan warga di satu perumahan di Kecamatan Mangkubumi terpapar COVID-19 diduga usai menjenguk tokoh masyarakat setempat yang sakit di daerah itu.

"Ada 21 orang terkonfirmasi positif, awalnya ada yang sakit, kebetulan tokoh di perum, kemudian dijenguk lalu sakit tambah parah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra di Tasikmalaya, Minggu.

Ia menuturkan klaster COVID-19 di perumahan di Kelurahan Sambongjaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya sudah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan memberlakukan aktivitas masyarakat di daerah itu.

Tim Satgas Penanganan COVID-19 Tasikmalaya sudah terjun ke lapangan memeriksa setiap warga yang pernah kontak fisik dengan pasien positif COVID-19.

"Dari 'tracing' 50 orang, ada 21 positif, dan kita masih terus 'tracing'," katanya.

Ia mengungkapkan kasus klaster perumahan itu bermula ketika dari salah seorang warga sakit, kemudian dijenguk dan karena kondisinya parah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Setibanya di rumah sakit, kata dia, pasien maupun yang mengantarnya menjalani pemeriksaan kesehatan dan diketahui hasilnya terkonfirmasi positif.

"Ketika masuk ke TMC (rumah sakit) ternyata positif, semua yang jenguk dan gendong semua positif," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran wabah COVID-19 karena kondisi saat ini virusnya sudah ada di mana-mana.

Masyarakat, lanjut dia, tetap disarankan untuk mematuhi protokol kesehatan mencegah penularan wabah COVID-19 dengan selalu memakai masker, rajin cuci tangan, dan tidak berkerumun.

"Masyarakat diimbau untuk terus menerapkan disiplin protokol kesehatan," katanya.

Baca juga: Linglung jadi salah satu gejala 'long' COVID

Baca juga: Rincian penggunaan Rp14,7 miliar 'fee' bansos sembako COVID

Baca juga: Pemerintah lanjutkan stimulus pulihkan pariwisata dari dampak COVID