BI harapkan bank-bank percepat penurunan suku bunga kredit

id Bank Indonesia ,BI,suku bunga kredit,suku bunga,Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

BI harapkan bank-bank percepat penurunan suku bunga kredit

Tangkapan layar - Gubernur BI Perry Warjiyo Gubernur BI Perry Warjiyo , Kamis (18/2/2021). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia/pri.

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengharapkan bank-bank bisa mempercepat lagi penurunan suku bunga kredit untuk mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional.

"Penurunan suku bunga kebijakan moneter dan longgarnya likuiditas mendorong suku bunga terus menurun, meski penurunan suku bunga kredit perbankan perlu terus didorong," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan longgarnya likuiditas dan penurunan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 150 basis poin (bps) sejak 2020 telah mendorong rendahnya rata-rata suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight sekitar 2,96 persen selama Februari 2021.

Selain itu, ia menambahkan, suku bunga deposito satu bulan juga telah menurun sebesar 189 bps (yoy) ke level 4,06 persen sejak Januari 2020 hingga Januari 2021.

"Namun demikian penurunan suku bunga kredit pada periode yang sama masih cenderung terbatas yaitu hanya sebesar 78 bps ke level 9,72 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Perry Warjiyo mengatakan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) pada periode yang sama hanya turun sebesar 78 bps (yoy), meski suku bunga acuan BI7DDR turun sebesar 125 bps (yoy) sampai Januari 2021.

"Hal ini menyebabkan spread SBDK terhadap BI7DRR cenderung melebar dari sebesar 5,82 persen pada Januari 2020 menjadi sebesar 6,28 persen pada Januari 2021," kata Gubernur BI itu.

Sementara itu, menurut dia, suku bunga deposito lebih cepat dalam merespons penurunan suku bunga kebijakan, sehingga spread antara suku bunga SBDK dan suku bunga deposito 1 bulan juga mengalami kenaikan dari 4,86 persen menjadi 5,97 persen.

Dari sisi jenis kredit, ia menambahkan SBDK kredit mikro tercatat sebesar 13,77 persen, kredit konsumsi non-KPR 10,71 persen, kredit ritel 9,63 persen, kredit konsumsi KPR 9,61 persen, dan kredit korporasi 9,16 persen.

Dari sisi kelompok bank, SBDK tertinggi hingga Januari 2021 tercatat pada bank-bank BUMN sebesar 10,80 persen, diikuti oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) 9,79 persen, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) 9,46 persen dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) 6,58 persen.

"Namun demikian, SBDK bank-bank BUMN diperkirakan akan menurun pada bulan Maret 2021 dengan rencana penurunan yang telah diumumkan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.