Fraksi PDIP kritik pembangunan tugu sepeda tanpa rencana

id Fraksi PDIP ,pembangunan tugu sepeda,tugu sepeda ,Fraksi PDIP kritik pembangunan tugu sepeda tanpa rencana,Gembong Warsono

Fraksi PDIP kritik pembangunan tugu sepeda tanpa rencana

Pekerja menyelesaikan pembangunan Tugu Sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (5/4/2021). Pembangunan tugu yang berbentuk satu buah ban sepeda berukuran raksasa tersebut sebagai pengingat momentum penggunaan sepeda yang masif digunakan masyarakat Ibu Kota di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.

Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengkritik pembangunan tugu sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat karena tanpa perencanaan dan hanya berdasarkan mimpi.

"Kerja kalau tidak menggunakan perencanaan ya begitu, kan kerja ujug-ujug, tiba-tiba tadi malam mimpi, mau bikin patung, besok diwujudkan patung," kata Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Anggota Komisi A DPRD DKI ini menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk bekerja sesuai yang sudah direncanakan saja dan jangan seperti hanya bekerja dengan selera mimpi di malam hari karena tiba-tiba membangun tugu tanpa perencanaan apa pun.

"Bahasa saya adalah, Pak Anies Baswedan cukup bekerja sesuai apa yang tertulis, bukan sesuai mimpinya. Yang tertulis apa? Ya, yang di RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) saja," kata Gembong.

Gembong tidak mempermasalahkan sumber anggaran berasal dari pihak ketiga, sebab bentuk pembiayaan dari pihak ketiga untuk tugu sepeda tersebut merupakan pendapatan sah yang bisa diambil Pemprov DKI.

Namun, Gembong berpendapat, akan lebih baik jika proyek yang dibangun berdasarkan asas manfaat dan melihat kondisi DKI Jakarta saat ini.

"Kan harus melihat sisi manfaat bagi warga Jakarta. Apakah itu bermanfaat atau tidak, tapi melihat situasi sekarang, (pembangunan tugu sepeda) belum menjadi hal yang sangat prioritas. Maka bekerja jangan berdasarkan mimpi," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tugu atau prasasti sepeda senilai Rp800 juta dari dana pihak ketiga itu dibangun untuk dijadikan tempat swafot dan bisa menjadi ikon baru kota Jakarta, sekaligus mempercantik tempat-tempat yang ada di Jakarta.

Dana Rp800 juta, kata Riza, merupakan bentuk penghargaan dari seniman dan konsultan yang sudah bersusah payah mewujudkan hal tersebut.

"Tentu yang namanya kami harus menghargai para seniman seni rupa yang membuat (tugu sepeda) dan para konsultan," kata Riza.

Riza mengatakan tugu sepeda tersebut sebagai bentuk penghargaan bahwa DKI Jakarta ingin sepeda tak lagi menjadi alat olahraga saja, tetapi juga sebagai alat rekreasi dan alat transportasi.