Lansia renta belum layak divaksin COVID-19, ini alasannya

id Vaksin,lansia,vaksin corona,Lansia renta belum layak divaksin COVID-19, ini alasannyaI

Lansia renta belum layak divaksin COVID-19, ini alasannya

Ilustrasi-Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah peserta lansia pada gebyar vaksin lansia di Palembang Indah Mall, Sumsel, Sabtu (29/5/2021). ANTARA FOTO/Feny Selly/hp. (ANTARA FOTO/FENY SELLY)

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Program Vaksinasi Nasional menuju percepatan Indonesia Pulih dari COVID-19 menempatkan lansia sebagai salah satu prioritas menerima vaksin COVID-19.

Tetapi, tak semua dari kalangan tersebut bisa divaksin, misalnya kelompok lansia renta atau rapuh.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Lazuardhi Dwipa, dalam sebuah webinar kesehatan, dikutip Minggu, mengatakan, keputusan ini terkait aspek keamanan.

Baca juga: Menkes ingatkan kepala daerah prioritaskan vaksinasi untuk lansia

Berdasarkan laporan kasus di Norwegia sekitar pertengahan Januari lalu yang menyebut 33 orang berusia 75 tahun ke atas meninggal setelah menerima vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNtech merupakan mereka yang renta.

Kondisi renta atau frailty sendiri sudah menjadi masalah kesehatan yang bisa menganggu kualitas hidup para lansia, apalagi di masa pandemi COVID-19 saat ini. Dampak buruk renta antara lain membuat lansia bergantung pada orang lain dan meningkatkan kerentanan mereka pada suatu penyakit sehingga berujung kualitas hidup yang buruk.

Di sisi lain, menurut Lazuardhi, berbeda dari vaksin lain semisal pneumonia yang sudah lebih awal dan banyak diteliti, vaksin COVID-19 dikeluarkan dalam kondisi gawat darurat. Penelitian pun dilakukan dalam skala kecil, walau sudah memenuhi kriteria validitas penelitian sehingga sah.

"Tetapi, yang diteliti lansia sehat. Belum ada penelitian khusus lansia dengan multikomorbid apalagi renta. Ada laporan di Norwegia kematian pasien lansia setelah divaksin. Memang jumlahnya tidak signifikan, tetapi karena ini vaksin baru maka menjadi perhatian. Dan setelah diselidiki pemerintah Norwegia, yang meninggal lansia renta," kata dia.

Belakangan setelah dipelajari, ternyata tidak ada hubungan langsung antara vaksin COVID-19 dengan kerentaan. Walau begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyarankan setiap negara memperhatikan kondisi populasi renta karena vaksin bisa menimbulkan efek samping atau KIPI.

Selain masalah keamanan, efektivitas vaksin yang menurun pada lansia renta juga menjadi pertimbangan. Oleh karena itu, merujuk aspek manfaat yang menurun dan keamanannya yang belum diketahui pasti, maka PERGEMI pun menyarankan penundaan vaksinasi COVID-19 pada lansia renta.

"Pada pasien renta, KIPI ringan seperti demam, stres ringan bisa jatuh pada berat. Prinsip kehati-hatian, makanya kami sarankan ditunda dulu. Kecuali nanti banyak penelitian yang menunjukkan ini aman," demikian ujar Lazuardhi.