KPK segera eksekusi eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan ke lembaga pemasyarakatan

id KPK,KPU RI,eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan ,KPK segera eksekusi eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan ke lembaga pemasyarakatan,Harun Masiku

KPK segera eksekusi eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan ke lembaga pemasyarakatan

Pengacara Daniel Tonapa Masiku (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Daniel Tonapa Masiku diperiksa penyidik KPK sebagai saksi untuk tersangka Harun Masiku pada perkara kasus dugaan suap kepada kepada eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan terkait pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

Sedangkan kader PDI Perjuangan Agustiani Tio Fridelina yang ikut menerima suap Rp600 juta dari Harun Masiku bersama-sama dengan Wahyu divonis 4 tahun penjara.
Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi segera mengeksekusi mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dan rekannya yang merupakan kader PDIP Agustiani Tio Fridelina ke lembaga pemasyarakatan pascaputusan kasasi terhadap keduanya.

"Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menerima pemberitahuan petikan putusan kasasi resmi terdakwa Wahyu Setiawan dan terdakwa Agustiani Tio Fredelina dan akan segera dilakukan eksekusi pidananya," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Selasa.

Amar putusan kasasi terhadap Wahyu Setiawan adalah menjatuhkan pidana penjara selama 7 tahun dan pidana denda sebesar Rp200 juta subsider 6 bulan kurungan ditambah pencabutan hak politik dalam menduduki jabatan publik selama 5 tahun terhitung setelah selesai menjalani pidana pokok.

Baca juga: Mantan anggota KPU Wahyu Setiawan dituntut 8 tahun penjara

"Mengenai amar putusan majelis hakim di tingkat Mahkamah Agung tersebut tentu KPK menghormati," tambah Ali.

Meski majelis kasasi menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh tim JPU, namun khusus permohonan pencabutan hak politik dalam menduduki jabatan publik bagi Wahyu Setiawan telah dipertimbangkan dan diputus sebagaimana permohonan dari tim JPU dalam memori kasasi yang sebelumnya telah diajukan kepada MA.

"Dengan putusan ini, maka semakin menguatkan dugaan perbuatan tersangka HM (Harun Masiku) dan KPK tetap optimistis dapat menemukan tersangka HM untuk segera dapat dibawa ke depan proses persidangan," ungkap Ali.

Baca juga: Wahyu Setiawan akui terima 15 ribu dolar Singapura

Dalam persidangan tingkat pertama di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada 24 Agustus 2020, majelis hakim memutuskan Wahyu Setiawan divonis 6 tahun penjara ditambah denda Rp150 juta subsider 4 bulan kurungan. Majelis hakim pun memutuskan tidak mencabut hak politik Wahyu pada masa waktu tertentu seperti tuntutan JPU KPK.

Kemudian pada 7 September 2020 Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menguatkan putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menjatuhkan vonis 6 tahun penjara bagi Wahyu atau masih lebih rendah dibanding tuntutan JPU KPK yang menuntut agar Wahyu divonis 8 tahun penjara ditambah denda Rp400 juta subsider 6 bulan kurungan.

Putusan banding tersebut tidak menjatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik bagi Wahyu selama 4 tahun setelah menjalani hukuman pidana seperti yang dituntut KPK.

Baca juga: Mantan KPU Wahyu Setiawan juga didakwa dapat Rp500 juta dari Gubernur Papua Barat

Sedangkan kader PDI Perjuangan Agustiani Tio Fridelina yang ikut menerima suap Rp600 juta dari Harun Masiku bersama-sama dengan Wahyu divonis 4 tahun penjara.

Dalam perkara ini, Wahyu dan Agustiani terbukti menerima uang sebesar 19 ribu dolar Singapura dan 38.350 dolar Singapura atau seluruhnya Rp600 juta dari kader PDIP Harun Masiku yang saat ini masih buron.

Baca juga: Mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan didakwa terima suap Rp600 juta dari Harun Masiku

Tujuan penerimaan uang tersebut agar Wahyu Setiawan dapat mengupayakan KPU menyetujui permohonan Penggantian Antar-Waktu (PAW) anggota DPR RI PDI Perjuangan dari Dapil Sumatera Selatan 1, yakni Riezky Aprilia kepada Harun Masiku.

Wahyu Setiawan juga terbukti menerima uang sebesar Rp500 juta dari Sekretaris KPU Papua Barat Rosa Muhammad Thamrin Papayo terkait proses seleksi calon anggota KPU Provinsi Papua Barat periode tahun 2020 - 2025, yaitu agar 3 orang asli Papua (OAP) lolos tes akhir menjadi anggota KPU Provinsi Papua Barat.

Baca juga: Kader PDIP didakwa suap Komisioner KPU Rp600 juta

Baca juga: Kadek Wiarsa Rakasandi gantikan Wahyu Setiawan sebagai Komisioner KPU

Baca juga: KPU RI tak berikan bantuan hukum bagi Wahyu Setiawan yang terkena OTT