Sepanjang 2021 terdapat sembilan kasus positif rabies di Kalteng

id Pemprov kalteng, wagub kalteng, edy pratowo, hari rabies sedunia, world rabies day, tphp kalteng, rabies kalteng, kalimantan tengah, sembilan kasus ra

Sepanjang 2021 terdapat sembilan kasus positif rabies di Kalteng

Wagub Kalteng Edy Pratowo dalam peringatan Hari Rabies Sedunia di halaman Kantor Dinas TPHP provinsi setempat, Selasa, (28/9/2021). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo menyampaikan, sepanjang tahun 2021 dilaporkan terdapat sembilan kasus terkonfirmasi positif rabies, melalui pemeriksaan sampel otak anjing pada kasus gigitan hewan pembawa rabies (GHPR).

Saat ini Kalteng masih merupakan daerah endemis rabies dan penyakit rabies merupakan penyakit hewan menular bersifat 'zoonosis' atau dapat menular kepada manusia, serta sangat berisiko menyebabkan kematian apabila tidak cepat ditangani, katanya di Palangka Raya, Selasa.

"Melalui vaksinasi rabies pada hewan pembawa rabies, terutama anjing, dengan cakupan minimal 70 persen di wilayah tertular akan bisa melindungi masyarakat dari ancaman rabies," katanya dalam peringatan Hari Rabies Sedunia di Halaman Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng.

Penularan rabies biasanya berasal dari air liur melalui gigitan dan cakaran hewan pembawa rabies (HPR) seperti anjing, kucing dan kera. 95 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing dan virus rabies akan masuk ke sel saraf lalu sampai ke otak hingga menimbulkan kerusakan otak dan berakhir kematian.

"Kasus rabies selalu berakhir fatal saat tanda klinis sudah muncul dan lebih dari 40 persen laporan kasus GHPR terjadi pada anak-anak," terangnya.

Penanggulangan penyakit rabies memerlukan pendekatan 'One Health', yaitu kerja sama dan komitmen lintas sektor,  yang terdiri dari kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.

Upaya mengendalikan rabies pada hewan harus dilakukan, diantaranya melalui gerakan vaksinasi rabies massal secara berkelanjutan, pengendalian populasi HPR dan pengaturan lalu lintas HPR, serta strategi KIE yaitu komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat.

Secara khusus, dengan adanya KIE diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih bertanggungjawab dalam pemeliharaan hewan kesayangannya, peduli dengan kesehatan hewan, serta tidak dilepasliarkan.

"Keberhasilan pengendalian rabies dipengaruhi banyak hal, baik keaktifan petugas, perilaku pemilik hewan hingga keberhasilan sosialisasi maupun edukasi," paparnya.

Kepala Dinas TPHP Kalteng Sunarti menambahkan, kegiatan yang pihaknya laksanakan pada hari ini bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Kalteng meliputi vaksinasi dan pemeriksaan terhadap hewan peliharaan dalam memperingati Hari Rabies Sedunia.

"Vaksinasi kepada hewan peliharaan kucing, anjing maupun kera sebagai upaya pengendalian rabies di Kalteng. Saat ini kabupaten dan kota juga melaksanakan kegiatan serupa," jelasnya.