Jakarta (ANTARA) - Keluarga tahanan dugaan kasus narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Freddy Nicolaus Siagian (FNS), melapor kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) karena meninggalnya FNS pada Kamis (13/1) diduga ada kejanggalan.
"Iya, jadi karena kita sudah dengar hasil autopsi, terus kita dengar dari beberapa kerabat yang melihat kejanggalan itu," kata Kuasa Hukum keluarga tahanan, Antonius Badar Karwayu, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Antonius mengatakan, pihak keluarga mengajukan laporan ke Komnas HAM pada Selasa (18/1) tepat sehari setelah jenazah Freddy dimakamkan di TPU Bambu Apus 2, Jakarta Timur.
Baca juga: Seorang tahanan kasus narkoba meninggal dunia usai dirawat di RS
"Dari Komnas HAM sendiri belum ada tanggapan, belum bisa memberikan tanggapan. Dalam beberapa hari ke depan mungkin baru akan memberi tanggapan dari laporan kita," katanya.
Dia mengatakan bahwa jenazah Freddy telah menjalani autopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin (17/1) atas permintaan keluarga kepada penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Hasil autopsi direncanakan baru pekan depan. Namun, kata dia, berdasarkan hasil sementara autopsi, dokter menyebutkan adanya luka-luka di tubuh Freddy.
"Tapi disebutkan di dalam keterangan dokter itu, luka yang ada di kaki itu adalah luka lama yang sudah mengering," katanya.
Baca juga: Seorang tahanan narkoba diduga meninggal tak wajar
Sebelum meninggal, korban sempat bercerita kepada rekannya, Fikri alias B terkait kondisi di dalam rumah tahanan.
FNS ditangkap Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan karena terkait kepemilikan ganja di Bali pada Desember 2021.
"Jadi tanggal 10, dia masuk ke rumah sakit," kata Fikri saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat malam.
Selanjutnya, korban menjalani perawatan di rumah sakit Polri pada Senin karena mengeluh sakit di bagian tubuhnya.
Baca juga: Buron sejak 2015, tahanan Lapas Narkotika ditangkap Polda Kalteng
"Tanggal 12 Januari 2022, dia masuk rumah sakit lagi. Dia merasa 'down' mentalnya. Tidak bisa jalan 'ngap ngap' aja ya sudah besoknya kami ke sana. Terus kemarin malam dia 'lewat' (meninggal) jam 20.00 WIB," ujarnya.
Sebelum meninggal, B yang mengunjungi korban pada pukul 16.00 WIB menyatakan bahwa saat itu kondisi korban sudah memburuk.
"Diinfus saja, tidak ditangani khusus. Tidur juga bareng di RS Polri Kramat Jati. Pulanglah kami, habis besuk tidak lama penyidik telepon jam 10 kalau Fredi meninggal," katanya.
Baca juga: Seorang napi narkoba meninggal saat jalani perawatan di rumah sakit
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto membenarkan salah satu tahanan narkoba meninggal dunia karena sakit.
"Memang betul ada tahanan Satreskoba yang meninggal di RS Polri karena sakit," katanya.
Dia mengatakan korban tersebut meninggal dunia karena sakit demam dan tidak nafsu makan.
Berita Terkait
Pembangunan pusat rehabilitasi narkoba dibahas dalam RKPD Kotim 2025
Rabu, 27 Maret 2024 6:46 Wib
Polisi ringkus pengedar narkoba di mes karyawan PT GIJ Kapuas
Senin, 18 Maret 2024 13:27 Wib
Sekda Bartim minta masyarakat laporkan dugaan peredaran narkoba
Kamis, 14 Maret 2024 17:31 Wib
Pemusnahan sabu-sabu senilai Rp286 juta lebih di Kotawaringin Timur
Kamis, 7 Maret 2024 15:03 Wib
Kasatres Narkoba Bima jadi korban pemukulan dengan botol miras
Senin, 4 Maret 2024 18:07 Wib
Penyelundupan 5.900 gram narkotika Amerika digagalkan
Selasa, 27 Februari 2024 19:27 Wib
Penyelundupan narkoba picu enam anggota Polda Kalsel aniaya tahanan
Senin, 26 Februari 2024 15:15 Wib
Polres Gumas tidak temukan indikasi keterkaitan narkoba dengan Pemilu 2024
Sabtu, 24 Februari 2024 23:07 Wib