OJK Kalteng sasar ASN optimalkan inklusi dan literasi keuangan

id Ojk kalteng, otoritas jasa keuangan, inklusi keuangan, literasi keuangan, produk jasa keuangan, perbankan, asn pemrpov k

OJK Kalteng sasar ASN optimalkan inklusi dan literasi keuangan

Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy. ANTARA/Muhammad Arif Hidayat.

Palangka Raya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk memberikan edukasi dalam memacu peningkatan indeks inklusi maupun literasi keuangan di daerah setempat.

"Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi kami berupaya menambah wawasan peserta seputar inklusi maupun literasi keuangan," kata Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy di Palangka Raya, Kalteng, Rabu.

ASN menjadi salah satu sasaran kegiatan OJK, mengingat ASN merupakan abdi negara yang menjadi teladan baik bagi masyarakat. Diharapkan para ASN selanjutnya dapat turut berpartisipasi menyampaikan informasi yang didapat seputar inklusi maupun literasi keuangan di lingkungan sekitarnya.

Melalui kegiatan ini, OJK ingin lebih mengenalkan produk dan layanan jasa keuangan, serta membuka akses keuangan kepada ASN maupun masyarakat, sehingga keluaran yang didapat adalah semakin banyak yang mengerti dan mengenal lebih dalam produk dan layanan jasa keuangan tersebut.

"Termasuk membuat masyarakat yakin dan paham untuk menggunakan produk maupun layanan jasa keuangan yang tersedia,” ucapnya.

Adapun salah satu instansi yang baru saja OJK lakukan kegiatan edukasi, yakni para ASN di lingkup Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kalteng. Kegiatan serupa akan terus dilakukan secara berkelanjutan ke depannya.

Baca juga: Pemprov Kalteng bangun 15.529 unit rumah layak huni dalam enam tahun

Lebih lanjut Otto menjelaskan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Edukasi Keuangan, tingkat Indeks Inklusi Keuangan Kalteng berada di angka 74,80 persen dan Indeks Literasi Keuangan sebesar 37,01 persen.

Kedua indeks tersebut masih di bawah indeks nasional yang tercatat masing-masing sebesar 76,19 persen dan 38,03 persen. Gap antara indeks nasional dan daerah tersebut, menandakan inklusivitas produk dan layanan keuangan masyarakat belum secara optimal diiringi pemahaman dan keyakinan masyarakat terhadap produk layanan jasa keuangan.

"Oleh karenanya OJK bersama instansi terkait lainnya, terus bersinergi dan berkolaborasi meningkatkan sosialisasi dan edukasi agar gap tersebut bisa kita pangkas bahkan eliminasi," jelasnya.

Selain itu, OJK juga meminta ASN maupun masyarakat untuk mewaspadai penipuan berkedok investasi. Ciri-ciri investasi bodong di antaranya menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dalam waktu cepat, hingga memberikan bonus dari perekrutan anggota baru.

Baca juga: Dekranasda Kalteng dorong kaum muda tingkatkan semangat kewirausahaan

Baca juga: Pemkot Palangka Raya fokus pembenahan drainase cegah banjir perkotaan

Baca juga: Itwil Kaltim dipanggil terkait 21 IUP palsu