Ketum PDIP dukung pemanfaatan kekayaan lokal untuk pengobatan medis

id Ketum PDIP,Megawati Soekarnoputri ,Megawati,Kalteng,kekayaan lokal,pengobatan medis

Ketum PDIP dukung pemanfaatan kekayaan lokal untuk pengobatan medis

​​​​​​​Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam acara Peresmian Renovasi dan Revitalisasi Grand Inna Bali Beach serta Penjelasan dan Presentasi Pembangunan "Rumah Sakit Mayo" dan "Kebun Tanaman Obat", di Denpasar, Bali, Senin (16/1/2023). ANTARA/HO-Humas PDIP.

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mendukung pendekatan baru dalam dunia medis Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan flora dan fauna lokal untuk mendukung pengobatan medis.
 
Menurut Megawati, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan obat-obatan yang lebih alami karena flora dan fauna di Tanah Air yang sangat kaya, jauh dibanding negara luar yang memproduksi obat-obatan kimiawi.
 
“Karena gak ada bahan alami, makanya yang dia campur itu kimiawi. Kalau kita, dari bahan alami,” kata Megawati dalam acara Peresmian "Renovasi dan Revitalisasi Grand Inna Bali Beach", "Penjelasan dan Presentasi Pembangunan Rumah Sakit Mayo", dan "Kebun Tanaman Obat", di Denpasar, Bali, Senin.
 
Dalam kesempatan meninjau kebun tanaman obat atau ethnomedicinal botanic garden itu, Megawati ditemani Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handaka. Kebun tersebut merupakan zona khusus yang dikelola BRIN dan Kebun Raya untuk menjadi pusat penelitian kesehatan dan taman "usada" guna mengembangkan tanaman obat dalam terapi penyembuhan berbagai jenis penyakit.
 
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa pengembangan ethnomedicinal botanic garden akan memanfaatkan manuskrip pengobatan tradisional Bali.
 
"Nah ini, kita coba manuskrip pengobatan tradisional Bali yang menggunakan tanaman herbal lokal yang bekerja sama dengan BRIN dan seluruh tokoh kesehatan yang ada di Bali," jelas Erick.
 
Sementara itu, Komisaris Utama Injourney Triawan Munaf mengatakan sektor wisata kesehatan adalah sebuah potensi baru yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia untuk membawa kemampuan medis ke kancah internasional.

Berawal dari mimpi Presiden Pertama RI Ir. Soekarno membangun pusat kawasan wisata Sanur, kata dia, Kementerian BUMN menginisiasi area Sanur untuk menjadi destinasi pariwisata kesehatan yang terintegrasi.
 
“Gagasan dan langkah ini diharapkan menjadi transformasi besar bagi wisata kesehatan Indonesia,” ucap Triawan.
 
Selanjutnya, Megawati bertanya jawab mengenai tanaman-tanaman obat yang akan dibudidayakan. Presiden kelima RI itu bahkan bercerita mengenai sahabatnya di Jeju, Korea Selatan, yakni Profesor Kim yang mengelola sebuah hotel dan memadukan dengan layanan kesehatan. Wisata kesehatan itu disertai sebuah taman yang diberi nama Taman Megawati Soekarnoputri. Taman tersebut merupakan bagian dari terapi kesehatan yang diberikan kepada pengunjung.
 
Selain mendukung pemanfaatan kekayaan lokal untuk pengobatan medis, Megawati mendorong semangat mencintai bumi dan lingkungan, sebagaimana semangat dan cara hidup orang Bali merawat pohon.
 
Dia bercerita semasa hidup Bung Karno, ayah itu pernah membawanya berkunjung ke Bali. Pada saat itu, Megawati bertanya mengenai maksud keberadaan kain yang dilingkarkan di pohon.
 
“Saya dulu jalan sama bapak saya. Saya bilang sama bapak saya, pohon saja kenapa sih dikasih pakaian kain gitu? Bapak saya bilang, itu menghormati alam begitu loh. Nah, kalau menurut saya, karena saya suka pohon, bagi saya 'so sweet' gitu, pohon diurus-urus gitu. Sementara kita yang lain, justru sering menebang pohon. Kalau di Bali, ini dipeluk-peluk,” kata Megawati.