Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sekaligus pakar paru Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR membagikan cara menilai kualitas udara tanpa menggunakan alat dan hanya mengandalkan visual penglihatan semata.
"Kalau tidak punya akses atau jaringan (internet) sebenarnya kita bisa memberikan cara menilai sederhana. Kalau bisa melihat dari jarak lebih dari 15 km maka kita katakan itu baik," ujar dia dalam konferensi pers terkait polusi udara yang digelar daring, Rabu.
Baca juga: Ingin jaga kulit tetap sehat di tengah polusi udara? Ini tipsnya!
Baca juga: Tiga opsi metode tekan polusi udara di DKI Jakarta
Selain itu, masyarakat juga perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan saat kalau kualitas udara tidak sehat dan menghindari aktivitas fisik berat termasuk berolahraga saat kualitas udara tidak baik.
Masyarakat juga perlu menjaga stamina dengan menerapkan pola hidup sehat dan berkonsultasi ke dokter apabila ada masalah kesehatan muncul.
Baca juga: Begini suasana hari pertama WFO 50 persen di Balai Kota DKI Jakarta
Baca juga: Pemadaman karhutla di Sampit melalui darat dan udara
Baca juga: Rutin bersihkan wajah bisa mencegah efek negatif polusi udara