Pemkot diminta gencarkan pengawasan stok bahan pokok jelang Nataru

id DPRD Palangka Raya,Harga Bahan Pokok ,Wahid Yusuf,Palangka Raya,Kalteng

Pemkot diminta gencarkan pengawasan stok bahan pokok jelang Nataru

Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya Wahid Yusuf. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Wahid Yusuf meminta pemerintah kota (pemkot) setempat gencar melakukan pengawasan terhadap stok bahan pangan di pasaran jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/24.

"Biasanya harga bahan pokok merangkak naik jelang momentum hari keagamaan. Maka dari itu, hal tersebut harus diantisipasi agar tidak meresahkan masyarakat nantinya," kata wahid Yusuf di Palangka Raya, Rabu.

Dia menuturkan, jangan sampai naiknya salah satu komoditas harga bahan pangan di pasaran malah memicu terjadinya kenaikan harga komoditas lainnya.

Maka dari itu, pemkot setempat perlu melakukan berbagai upaya, sehingga persoalan seperti ini tidak malah menyengsarakan masyarakat di daerah setempat.

"Semoga saja persoalan ini dapat diatasi dengan baik, sehingga apa yang menjadi kekhawatiran kita tidak terjadi. Kalau toh terjadi kenaikan harga tidak terlalu signifikan," katanya.

Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah beberapa minggu lalu, yakni mengadakan pasar penyeimbang dan operasi pasar murah untuk masyarakat Kota Palangka Raya yang dipusatkan di kawasan Pasar Datah Manuah Jalan Yos Sudarso.

Namun beberapa hari ini harga cabai rawit di pasaran mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Harga cabai di jual para pedagang di pasar bervariasi dari harga Rp80-90 ribu per kilogram

"Tentunya ada penyebabnya kenaikan cabai tersebut, saran saya pemkot segera mencarikan solusi nya sehingga hal-hal tersebut segera diatasi apalagi jelang Nataru," bebernya.

Di lain pihak Kepala Dinas Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Palangka Raya, Samsul Rizal, menuturkan dengan adanya kenaikan harga cabai di pasar tradisional Kota Palangka Raya tentunya pihaknya bersama beberapa pedagang di pasar setempat mengantisipasi dengan berbagai cara.

Salah satunya dengan mencoba mendatangkan cabai dari luar daerah yakni Sulawesi dengan harga jual Rp60 ribu per kilogram. Namun sayangnya cabai dari Pulau Sulawesi tersebut kurang peminatnya.

"Selain kurang peminatnya, cabai tersebut juga tidak tahan lama dan mudah busuk," ucapnya.

Selain itu pula, pedagang pasar besar juga mencoba mendatangkan cabai dari Pulau Jawa dalam rangka menurunkan harga cabai yang saat ini di pasaran cukup tinggi.

"Ya kita harus akui akibat adanya gagal panen cabai yang berada di daerah Kabupaten Tanjung, Barabai, Amuntai serta beberapa daerah lainnya yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga mengalami kenaikan harga," demikian Samsul Rizal.