Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor menyebut tingginya jumlah pendatang yang mencari kerja, turut memengaruhi sehingga angka kemiskinan di daerah ini dinilai masih tinggi, bahkan tertinggi di provinsi ini.
“Sebenarnya angka kemiskinan kita menurun setiap tahun, alasan kenapa Kotim menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah, pertama karena penduduk kita paling banyak dan itu tidak semuanya penduduk asli kita,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Ia menyebutkan, program pengentasan kemiskinan merupakan program prioritas Pemkab Kotim. Dengan berbagai upaya yang dilakukan tersebut angka kemiskinan di Kotim mengalami tren penurunan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kotim pada 2022 sebesar 5,95 persen, kemudian pada 2023 turun menjadi 5,69 persen dan terakhir pada 2024 lalu angka kemiskinan itu kembali turun menjadi 5,66 persen.
Namun, ia tidak memungkiri di antara 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah, Kotim merupakan penyumbang tertinggi angka kemiskinan.
Kondisi ini tak lepas dari Kotim sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Kalimantan Tengah, sehingga jumlah penduduk miskin pun lebih besar dibanding kabupaten lainnya.
Selain itu, kabupaten yang dijuluki Bumi Habaring Hurung tersebut merupakan daerah terbuka yang bisa diakses melalui jalur darat, laut maupun udara yang memudahkan bagi pendatang untuk masuk ke Kotim.
“Contohnya pasca Lebaran kemarin, warga dari luar daerah bekerja di Kotim ketika kembali dari mudik mereka juga membawa kerabat atau rekannya 5 sampai 10 orang untuk mencari kerja di sini. Otomatis terjadi pertumbuhan penduduk dan ini faktor penyumbang (terdata) angka kemiskinan,” ujarnya.
Baca juga: Bupati Kotim pantau keberlanjutan Program MBG
Terkait hal itu, Halikinnor menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak bisa melarang orang datang ke Kotim, meskipun terkadang ada pendatang yang terlantar dan harus dikembalikan ke daerah asalnya.
Banyaknya pendatang ke daerah tersebut juga menunjukkan bahwa Kotim memiliki potensi yang cukup besar, terutama dari segi pertumbuhan ekonomi dan ini menjadi acuan pemerintah daerah agar bisa mengoptimalkan potensi itu.
Pemkab Kotim juga tidak hanya berpangku tangan menghadapi angka kemiskinan itu. Sejumlah program strategis telah disiapkan dan sebagian sudah berjalan, di antaranya pemberdayaan UMKM dan program bantuan untuk 3.000 pengusaha kecil lewat APBD.
“Kita terus berupaya melalui kolaborasi dan pembangunan untuk mengantisipasi tingkat kemiskinan itu. Setiap tahun angka kemiskinan kita sudah turun, namun karena ada lagi yang datang sehingga penurunan itu seolah tidak signifikan,” demikian Halikinnor.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Provinsi Kalimantan Tengah, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa angka kemiskinan di provinsi tersebut paling banyak disumbang oleh Kotim dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 26 ribu jiwa lebih.
Kemudian disusul oleh Kabupaten Kapuas dengan penduduk miskin 19 ribu lebih, Seruyan 16 ribu lebih dan Kotawaringin Barat 13 ribu lebih.
Meskipun, angka kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah termasuk urutan 10 terendah di Indonesia, yakni di angka 0,62 persen, namun hal ini tetap perlu menjadi perhatian. Terutama bagi bupati yang kabupatennya menjadi penyumbang angka kemiskinan tertinggi.
Bupati setempat diharapkan bisa bekerja lebih keras untuk menekan angka kemiskinan tersebut. Terlebih, dengan kemajuan teknologi saat ini alamat maupun nama penduduk miskin sudah terdata, sehingga program pengentasan yang dijalankan bisa tepat sasaran.
Baca juga: BPBD Kotim: Kemarau 2025 lebih singkat tapi berisiko
Baca juga: Disdik Kotim larang sekolah gelar acara wisuda
Baca juga: Legislator soroti tingginya tunggakan pajak kendaraan di Kotim