Kuala Kapuas (ANTARA) - Acara Adat Laluhan atau "Perang Air" yang digelar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, Kalimantan Tengah, di Pelabuhan Dabu Mare Kuala Kapuas, berlangsung meriah dan penuh antusias dari para peserta maupun masyarakat yang menyaksikan.
Laluhan bukan sekadar pertunjukan, tetapi keajaiban alam dan kekayaan seni dan budaya kabupaten ini, Bupati Kapuas Muhammad Wiyatno saat ikut serta dalam kegiatan tersebut, Selasa.
"Kegiatan ini juga sebagai wujud kekeluargaan, kebersamaan, simbol gotong-royong dan solidaritas sosial," ucapnya.
orang nomor satu di lingkup Pemkab Kapuas ini pun mengajak masyarakat setempat, menyambut gembira dan meriah acara Laluhan ini, menikmati setiap momen dengan penuh kegembiraan, ciptakan momentum untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
"Terpenting lagi, terus memupuk rasa cinta dan bangga terhadap keberagaman budaya yang menjadi warisan leluhur," kata Wiyatno.
Sementara acara Laluhan ini, dalam rangka rangkaian Hari Jadi Kota Kuala Kapuas ke 219 dan Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Kapuas ke 74 tahun 2025. Acara Laluhan saat itu, para peserta saling lempar batang suli antara yang berada di kapal dan rombongan yang berada di dermaga.
Baca juga: Bupati Kapuas serahkan bantuan kendaraan operasional karhutla ke para camat
Pada pelaksanaannya, seolah terjadi perang tombak, dimana tombak yang digunakan yakni dibuat dari batang tanaman lokal yakni batang suli atau batang bamban yang ujungnya ditumpulkan. Ada yang berada di kapal dan menunggu di dermaga dengan bekal tombak batang suli masing-masing.
Laluhan merupakan ritual adat Suku Dayak Ngaju Kuala Kapuas, yang menggambarkan betapa gigihnya mereka dalam mempertahankan wilayah dari gangguan musuh. Laluhan bertujuan untuk membuang kesialan dan penyakit.
Baca juga: Dodo siap optimalkan Kormi bangun olahraga menuju Kapuas Bersinar
Baca juga: Bupati Kapuas apresiasi PAN gelar pendidikan politik
Baca juga: Bupati Kapuas dukung penuh Kormi tingkatkan pembinaan olahraga