Palangka Raya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah, berhasil mengungkap penyalahgunaan pupuk bersubsidi sebanyak 160 karung yang dilakukan oleh seorang pria berinisial PW (44).
"Pengungkapan ini berawal pada saat tim kami berhasil menemukan adanya aktivitas bongkar muat yang mencurigakan di Jalan RTA Milono, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, pada Rabu, (16/4) sekitar pukul 01.00 WIB," kata Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng), Irjen Pol Iwan Kurniawan, melalui Kabid Humas, Kombes Pol Erlan Munaji, Senin.
Dia mengungkapkan, dari kecurigaan tersebut tim kemudian melakukan pemeriksaan terhadap angkutan dump truk berwarna kuning dan menemukan adanya pupuk bersubsidi dengan merk NPK dan urea.
Baca juga: Polisi ungkap jaringan video porno di Sampit
Dari hasil pemeriksaan, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 100 karung pupuk NPK merk Phonska dengan berat masing-masing 50 kilogram per karung dan 60 karung pupuk Urea 50 kilogram per karung.
"Pupuk tersebut diduga berasal dari Kabupaten Pulang Pisau dan diperjualbelikan di atas Harga Eceran Tertinggi ke berbagai daerah, termasuk di Kota Palangka Raya," ucapnya.
Erlan mengungkapkan, dalam melakukan aksinya terduga pelaku PW menaikkan harga pupuk bersubsidi yang seharusnya harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi dengan merk Urea sebesar Rp112.500 dan pupuk NPK sebesar Rp115.000, dijual pelaku dengan harga Rp250ribu.
Baca juga: Polda Kalteng ungkap dugaan kasus pembukaan lahan ilegal
Dengan demikian, terduga pelaku mendapatkan keuntungan per karung rata-rata sebesar Rp135ribu dan aksi ini telah dilakukan pelaku sejak 2023 lalu sebanyak enam kali.
"Barang bukti yang diamankan meliputi satu unit dump truck Mitsubishi, kunci dump truck, surat-surat kendaraan, 100 karung pupuk NPK Phonska, 60 karung pupuk Urea, uang tunai Rp7.500.000,00, satu lembar nota penjualan pupuk, dan satu buah handphone," ujarnya.
Ditempat yang sama, Direktur Reskrimsus Polda Kalimantan Tengah, Kombes Pol Rimsyahtono mengatakan pupuk bersubsidi yang diangkut terduga pelaku diduga diperoleh melalui jalur yang tidak sesuai aturan.
Baca juga: Polda Kalteng berhasil ungkap tujuh kasus penyalahgunaan narkotika
Akubatnya, terduga pelaku dijerat dengan Pasal 6 ayat 1 huruf (b) juncto Pasal 1 sub 3 (e) Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1955 tentang pengusutan, penuntutan, dan peradilan tindak pidana ekonomi; Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan dan Pasal 4 ayat 1 huruf (a) Jo Pasal 8 ayat 1 Peraturan Perundang-Undangan Nomor 8 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang Dalam Pengawasan.
Ancaman pidana yang dihadapi tersangka adalah pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000,00.
Kasus ini menjadi bukti komitmen Polda Kalimantan Timur dalam memberantas kejahatan ekonomi, khususnya penyalahgunaan pupuk subsidi yang merugikan masyarakat dan negara.
"Polda Kalteng akan terus berupaya mengawasi dan menindak tegas para pelaku yang terlibat dalam praktik ilegal tersebut," demikian Rimsyahtono.
Baca juga: Polda Kalteng nonaktifkan oknum polisi diduga terlibat pungli
Baca juga: Komisi III DPR RI minta Polda Kalteng sediakan helikopter
Baca juga: Kapolda minta pejabat baru di lingkup Polda Kalteng terus tingkatkan pelayanan publik