Bupati Kotim akui penurunan produksi berdampak besar pada DBH sawit

id Sawit, pemkab kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, Halikinnor, ekonomi

Bupati Kotim akui penurunan produksi berdampak besar pada DBH sawit

Bupati Kotim Halikinnor saat menghadiri acara TKS dan Field Trip serta pameran inovasi perkebunan kelapa sawit, Senin (28/4/2025). ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor turut menyoroti penurunan produksi sawit di Kalimantan Tengah yang berdampak pada dana bagi hasil (DBH) sawit yang diterima daerah.

“Penurunan produksi sawit ini jelas berdampak ke daerah, karena otomatis DBH sawit yang kita terima juga menurun. Makanya kita berharap agar produksi sawit itu bisa meningkat lagi,” kata Halikinnor di Sampit, Kamis.

Ia menjelaskan, DBH sawit adalah bagian dari transfer ke daerah (TKD) yang dialokasikan berdasarkan persentase pendapatan dari bea keluar dan pungutan ekspor atas kelapa sawit, minyak kelapa sawit mentah, dan/atau produk turunannya.

Kotim pertama kali menerima DBH sawit secara langsung dari pusat pada 2023 lalu, berkat perjuangan bersama Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI). Pada 2023 Kotim mendapat DBH sawit sebesar Rp46 miliar.

Selanjutnya, pada 2024 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp41 miliar lalu pada 2025 ini penurunannya cukup drastis, lebih dari 50 persen dari 2024, yakni menjadi Rp16 miliar.

Kemudian, karena adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat TKD yang diterima Kotim pada 2025 mengalami pemangkasan hingga Rp141 miliar, termasuk di dalamnya DBH sawit yang kembali berkurang menjadi Rp13 miliar.

Baca juga: Festival Budaya Habaring Hurung ditiadakan imbas efisiensi anggaran

“Jadi 2025 ini awalnya Rp16 miliar, tapi karena ada efisiensi turun lagi menjadi Rp13 miliar. Mudah-mudahan itu tetap ada dan tidak dihapus sama sekali,” ucapnya.

Penurunan DBH sawit yang signifikan ini sangat disayangkan oleh pemerintah daerah, sebab tak sedikit program yang telah disusun dalam perencanaan bersumber dari anggaran tersebut, terutama berkaitan dengan infrastruktur.

Alhasil, sejumlah rencana pembangunan infrastruktur ditunda atau dikurangi dengan menyesuaikan ketersediaan anggaran daerah. Halikinnor pun berharap produktivitas sawit yang menurun selama dua tahun terakhir bisa meningkat kembali.

Ia juga mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan pihak perusahaan untuk mendongkrak hasil produksi seperti membasmi serangan genoderma yang rawan terjadi saat replanting atau peremajaan tanaman hingga mengimpor kumbang untuk membantu proses penyerbukan.

“Kami berharap upaya-upaya tersebut membuahkan hasil yang diharapkan, karena kalau produktivitas sawit tinggi otomatis pemasukan negara dan daerah juga meningkat,” demikian Halikinnor.

Baca juga: Wabup Kotim pastikan tindak lanjuti hasil studi banding

Baca juga: Baamang bersiap jadi tuan rumah MTQ Kotim

Baca juga: Pemkab Kotim diminta kawal penyaluran pupuk bersubsidi dan penyerapan gabah


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.