Lurah Baamang Hulu sosialisasikan rencana penutupan jalan di kawasan bandara

id pemkab kotim, lurah baamang hulu rudi setiawan, penutupan jalan ujung bandara sampit, bandara haji asan sampit, desa bengkirai, runway bandara, kotawa

Lurah Baamang Hulu sosialisasikan rencana penutupan jalan di kawasan bandara

Lurah Baamang Hulu Rudi Setiawan (kaos biru) memberikan sosialisasi kepada warga Desa Bengkirai terkait rencana penutupan jalan di ujung runway bandara, Sabtu (24/5/2025). (ANTARA/HO.)

Sampit (ANTARA) - Lurah Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Rudi Setiawan memberikan sosialisasi kepada warga Desa Bengkirai terkait rencana penutupan akses jalan di ujung landasan pacu (runway) Bandara Haji Asan Sampit.

“Saya mendengar ada berbagai respon warga tentang rencana penutupan jalan alternatif menuju Desa Bengkirai, untuk itu saya turun langsung, mendengarkan aspirasi sekaligus menjelaskan niat dari pemerintah daerah terkait rencana itu,” kata Rudi di Sampit, Sabtu.

Ia menyebutkan, rencana penutupan jalan di ujung runway Bandara Haji Asan Sampit itu mendapat berbagai respon dari masyarakat, khususnya warga Desa Bengkirai yang setiap hari menggunakan jalan itu untuk menuju maupun kembali dari Kota Sampit.

Rudi menjelaskan, rencana penutupan jalan itu merupakan bagian dari upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan guna mendukung rencana pengembangan bandara agar bisa didarati oleh pesawat berukuran lebih besar.

Namun, rencana penutupan jalan ini masih dalam tahap kajian oleh pemerintah daerah dan prosesnya masih terbilang lama. Tentunya banyak hal yang menjadi pertimbangan, termasuk kepentingan masyarakat.

“Penutupan jalan itu juga tidak seketika dalam waktu dekat, karena perlu kajian-kajian termasuk dampaknya terhadap kepentingan masyarakat,” ujarnya.


Baca juga: Tiba di Mekkah, JCH Kotim mulai laksanakan umrah

Selain itu, ia menyampaikan, pemerintah daerah juga menyiapkan solusi berupa jalan alternatif bagi warga setempat, sehingga akses menuju Desa Bengkirai tidak sepenuhnya ditutup.

Menurut Rudi, setelah diberikan penjelasan yang cukup panjang warga pun mau memahami dan warga juga mendukung upaya pengembangan bandara, tetapi warga berharap pemerintah daerah mempertimbangkan betul-betul terkait penutupan jalan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyerap aspirasi dari warga yang mengusulkan agar dibangun jalan titian atau jembatan di tepi Sungai Mentaya, ujung runway bandara, sehingga walaupun jalan di darat ditutup warga tetap mempunyai akses jalan di lokasi itu.

Selain itu, jalan titian ini nantinya bisa dikembangkan sebagai lokasi wisata dengan penataan yang sedemikian rupa dan lokasinya yang berada di tepi sungai terbilang cukup strategis untuk tempat bersantai.

“Pada intinya pertemuan kami hari ini berjalan baik, alhamdulillah warga mau berkumpul dan mendengarkan sekaligus menyampaikan aspirasi mereka. Semua sudah clear dan aman, aspirasi ini pun nantinya akan kami sampaikan ke pimpinan,” demikian Rudi.


Baca juga: Kinerja PKBI Kotim membantu masyarakat diapresiasi

Salah seorang warga Desa Bengkirai Anjas mengaku isu terkait penutupan jalan di ujung runway bandara cukup mengagetkan ia dan warga setempat, pasalnya sebelum itu pemerintah daerah belum menyampaikan pemberitahuan apapun kepada pihaknya.

Ia berharap pemerintah daerah betul-betul mempertimbangkan rencana penutupan jalan tersebut, karena jalan itu merupakan akses tercepat bagi warga untuk menuju Kota Sampit, apalagi sebagai warga setempat belum memiliki kendaraan dan harus berjalan kaki.

“Memang ada jalan lain, tetapi kondisinya rawan. Jalan alternatif itu masih dikelilingi hutan, belum ada penerangan, jalannya juga hancur dan jaraknya setidaknya 4-5 kilometer untuk sampai ke Sampit, kasihan warga yang belum punya kendaraan,” ucapnya.

Ia menambahkan, jika jalan di ujung runway bandara ditutup maka dampaknya sangat besar bagi warga Desa Bengkirai. Termasuk, anak-anak sekolah juga melewati jalan itu, jika ditutup dan harus mengambil jalan memutar maka kemungkinan akan terlambat masuk kelas.

Sebelumnya Bupati Kotim Halikinnor telah melakukan peninjauan terhadap jalan yang berada di ujung runway Bandara Haji Asan Sampit bersama pihak bandara dan OPD terkait.

“Saya telah meninjau Bandara Haji Asan Sampit, khususnya runway yang di ujung sebelah timur karena masih ada jalan menuju Desa Bengkirai dan dari segi keselamatan itu berisiko sekali, karena jalan itu termasuk Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP),” kata Halikinnor.


Baca juga: Wabup Kotim: ASN sengaja hindari tes narkoba jadi target BNNP

Penutupan akses jalan menuju Desa Bengkirai merupakan bagian dari upaya pengembangan bandara, sebab keberadaan jalan tersebut dinilai terlalu berisiko dari segi keamanan dan keselamatan penerbangan maupun masyarakat di sekitarnya.

Disamping itu, akses jalan tersebut sebenarnya masih masuk kawasan milik bandara dan penutupan akses jalan ini juga telah dikoordinasikan dengan manajemen Bandara Haji Asan Sampit.

Pihaknya juga menyiapkan solusi bagi warga setempat, dengan melakukan peningkatan infrastruktur jalan dari Desa Bengkirai yang tembus ke Jalan Tjilik Riwut agar warga bisa melewati jalan itu dengan aman dan nyaman setelah jalan di ujung runway bandara ditutup.

“Makanya, kami merencanakan supaya jalan itu ditutup, kami harap masyarakat bisa memahami itu ketika tiba saatnya nanti jalan itu ditutup. Kami juga akan memberikan solusi bagi masyarakat, yakni jalan yang sudah ada akan kami tingkatkan,” demikian Halikinnor.


Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan transparansi SPMB

Baca juga: Peringati HUT ke-68, Wabup Kotim doakan Kalteng semakin jaya



Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.