Marak isu beras oplosan, Dinas Perdagangan Kotim sidak lapangan

id Beras oplosan, Dinas Perdagangan kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, johny tangkere, ekonomi, beras

Marak isu beras oplosan, Dinas Perdagangan Kotim sidak lapangan

DKUKMPP Kotim gelar sidak lapangan untuk menindaklanjuti isu beras oplosan, Rabu (16/7/2025). ANTARA/HO-DKUKMPP Kotim

Sampit (ANTARA) - Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melaksanakan inspeksi dadakan (sidak) ke sejumlah ritel modern guna menindaklanjuti isu beras oplosan yang beredar di Kotim.

“Hari ini kami menindaklanjuti terkait adanya kabar sejumlah merek beras yang diduga dioplos, jadi kami melakukan sidak lapangan dan kami cek berat atau takarannya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) DKUKMPP Kotim Johny Tangkere di Sampit, Rabu.

Ia menjelaskan, belum lama ini Kementerian Pertanian mengungkap penemuan praktik pengoplosan beras curah yang dijual dengan label premium di pasaran. Hal ini bermula dari kejanggalan harga yang tercatat dalam dua bulan terakhir yang tidak sesuai dengan harga gabah di petani.

Kondisi tersebut mendorong Kementerian Pertanian untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan hasilnya sebagian sampel merek beras menunjukkan ketidaksesuaian mutu dan takaran.

Penemuan tersebut menyeret sejumlah merek beras yang cukup populer di masyarakat, termasuk di Kotim ada beberapa merek beras yang masih beredar dan memicu kekhawatiran masyarakat terhadap adanya beras oplosan.

Menindaklanjuti hal tersebut, DKUKMPP Kotim pun berinisiatif melaksanakan sidak lapangan, disamping untuk mendeteksi adanya beras oplosan yang beredar kegiatan ini diharapkan dapat meredam keresahan masyarakat.

“Ada lima lokasi yang kami datangi, salah satunya Gudang CV Budiana yang diketahui menyalurkan sejumlah merek beras seperti Sania, Sovia, Fortune dan lainnya. Kami sudah cek. Selain itu, kami juga mendatangi CV Brasma, Kusuka Swalayan, Indomaret dan Alfamart,” bebernya.

Ia melanjutkan, sejumlah merek beras tersebut merupakan beberapa dari 212 merek beras yang diduga telah dioplos. Adapun, setelah dilakukan pengecekan diketahui rata-rata memenuhi standar takaran.

Baca juga: Bulog salurkan 330.720 kilogram bantuan pangan beras di Kotim mulai besok

Meskipun, ada berat yang tidak sesuai dengan label di kemasan tetapi masih dalam batas toleransi, yakni kekurangannya masih di bawah 150 gram. Hal ini juga tetap menjadi catatan pihaknya dan meminta agar penjual maupun distributor tidak menjual beras yang tidak tepat takarannya.

“Kemudian, kami juga tanyakan kenapa sejumlah merek beras ini sudah kembali beredar, katanya memang perusahaan yang bersangkutan sudah mendapat izin dari pusat untuk kembali mengedarkan beras itu ke pasaran, jadi dugaan oplosan itu sudah klir,” lanjutnya.

Selain beras, pihaknya juga mengecek produk minyak subsidi yang beredar di pasaran, yakni Minyakita, baik dari segi harga maupun takaran. Hasilnya, pihaknya mendapati Minyakita yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Produk Minyakita ukuran 2 liter yang seharusnya dijual Rp31.400, tetapi pada salah satu ritel modern malah dijual Rp33.700 dengan dalih barang tersebut didatangkan langsung dari Surabaya, bukan dari produksi lokal sehingga biaya distribusi lebih tinggi.

“Hal ini juga sudah kami konfirmasi dan akan kami telusuri. Walaupun, mereka mengaku mendatangkan dari Surabaya tetapi minyak goreng jenis ini kan termasuk minyak goreng subsidi yang harganya diatur oleh pemerintah,” pungkasnya.

Ia menambahkan, sidak kali ini menunjumkan hasil yang positif dengan tidak ditemukannya produk beras yang takarannya kurang dari batas toleransi dan dari segi harga juga sesuai standar.

Sementara terkait mutu dari beras tersebut, pihaknya perlu meminta bantuan dari Dinas Perdagangan Provinsi Kalteng untuk melanjutkan ke Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) guna melakukan pengecekan.

“Jadi dengan hasil ini saya kira masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk membeli beras yang dijual, baik oleh distributor kedua, toko-toko maupun lewat ritel modern. Karena semua sudah klir dan kami sudah melaksanakan tugas kami sesuai dengan ketentuan,” demikian Johny.

Baca juga: Kodim Sampit tingkatkan kesiapan personel hadapi karhutla

Baca juga: Legislator Kotim minta warga pastikan instalasi listrik di rumah aman

Baca juga: Disdik Kotim dukung pemanfaatan MPLS untuk edukasi bahaya narkoba


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.