Sampit (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berkomitmen untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan telekomunikasi di daerah ini untuk mendukung peningkatan kegiatan masyarakat dan pembangunan.
"2026 kita sebentar lagi akan menambah beberapa Starlink yang dibutuhkan. Mudah-mudahan jangkauan di semua desa semakin kuat," kata Pelaksana Tugas Kepala Diskominfo Kotawaringin Timur, Jumberi di Sampit, Jumat.
Penegasan itu disampaikan Jumberi usai serah terima jabatan Pelaksana Tugas Kepala Diskominfo dengan pejabat lama yakni Muhamad Saleh yang kini menempati jabatan baru sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD). Serah terima jabatan disaksikan Penjabat Sekretaris Daerah, Masri.
Data Diskominfo, dari 168 desa yang tersebar di 17 kecamatan di Kotawaringin Timur, dulunya terdapat 8 desa tidak ada sinyal atau blank spot dan 30 desa susah sinyal. Dari jumlah tersebut kini tidak ada lagi desa tanpa sinyal, yang tersisa hanya 6 desa susah sinyal.
Upaya percepatan penguatan jaringan dilakukan Diskominfo Kotawaringin Timur dengan dukungan Kementerian Komunikasi dan Digital melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).
Sepanjang 2024 lalu, kerja sama ini mampu menghadirkan layanan internet gratis melalui teknologi VSAT di 24 titik satuan pendidikan dan Polsek Tualan Hulu.
Baca juga: Pengisian jabatan kosong di Pemkab Kotim ditargetkan selesai Desember
Upaya lain dilakukan oleh Diskominfo dengan menyediakan Starlink yang murni merupakan program Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur yang dibiayai anggaran daerah. Penyediaan internet gratis menggunakan satelit ini dinilai efektif untuk desa-desa di pelosok yang infrastrukturnya masih terbatas dan sulit.
Sudah ada empat lokasi yang mendapatkan bantuan perangkat Starlink yaitu Kecamatan Tualan Hulu, Desa Sungai Hanya Kecamatan Antang Kalang, Desa Pamalian Kecamatan Kota Besi dan Desa Biru Maju Kecamatan Telawang.
"Starlink ini memang punya kekurangan dan kelebihan. Tentunya itu kita tindaklanjuti nantinya mudah-mudahan di seluruh desa di Kotim ini tidak ada blank spot lagi dengan kita usahakan menggunakan Starlink," tambah Jumberi.
Penggunaan VSAT dan Starlink dinilai efektif untuk desa-desa yang jauh dan sulit dijangkau. Namun untuk jangka panjang, pemerintah daerah tetap berharap nantinya ada bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Digital untuk pembangunan menara telekomunikasi atau BTS untuk pemerataan kualitas jaringan.
"Sekarang tinggal beberapa desa lagi (susah sinyal dan lemah sinyal). Kalau tidak salah tidak sampai 50 desa yang harus kita support. Itu tersebar di beberapa kecamatan seperti Antang Kalang, Bukit Santuai, Tualan Hulu. Kita akan terus upayakan," demikian Jumberi.
Baca juga: Nelayan Ujung Pandaran temukan jenazah mengapung
Baca juga: Pemkab Kotim sebut pembangunan pabrik limbah medis masih proses amdal
Baca juga: Bupati Kotim pastikan pemangkasan TKD tidak akan membebani masyarakat
