Kapuas (ANTARA) - Anggota DPR RI asal Kalimantan Tengah, Sigit K. Yunianto menyoroti bahwa di Desa Lawang Kamah, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah masih terpuruk dalam kegelapan hingga puluhan tahun.
"Ini bukan sekadar masalah listrik, tapi hak dasar kemanusiaan dan pemerataan pembangunan," tegas Sigit, menekankan target nasional elektrifikasi bisa terealisasi, di Palangka Raya, Jumat.
Hal itu diketahui saat kegiatan Penyerapan Aspirasi Dalam Masa Reses beberapa waktu lalu di Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas.
Sigit mengatakan, dimana Desa Lawang Kamah sudah puluhan tahun hidup dalam kegelapan tanpa aliran listrik. Warga desa hanya mengandalkan lampu minyak dan genset sederhana untuk penerangan, sementara aktivitas sehari-hari terhambat oleh keterbatasan energi.
Baca juga: Sigit K. Yunianto janji tindak lanjuti keluhan warga Barsel soal listrik, gas, dan akses pasir
Anak-anak belajar di bawah cahaya redup, dan potensi ekonomi desa terpuruk karena minimnya akses teknologi. Meski begitu, anggota Komisi XII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan itu percaya semangat warga tidak padam, dan terus berharap dalam memperjuangkan hadirnya listrik untuk menerangi masa depan desa mereka.
Selain itu, Kepala Urusan (KAUR) Perencanaan Desa Lawang Kamah, Kecamatan Timpah, Hartono mengungkapkan bahwa di desa tersebut ada memiliki 300 lebih kepala keluarga (KK) dengan jumlah 1.000 penduduk yang belum menikmati listrik.
"Sampai saat ini masyarakat di Desa Lawang Kamah belum sama sekali merasakan penerangan yang selayaknya seperti di beberapa daerah lainnya, hanya saja sebagian masyarakat ada yang masih menggunakan genset untuk menerangi rumah mereka," katanya.
Hal itu, kata dia, hampir kurang lebih 20 tahun di desa tersebut belum teraliri listrik.
Baca juga: Sigit K Yunianto: Wujudkan Banggai Ammonia Plant sebagai pilar swasembada energi hijau

"Kita sudah beberapa kali mengusulkan ke pemerintah kabupaten untuk bisa segera membantu mengatasi masalah listrik di desa kami, namun hal itu tidak pernah digubris," katanya.
Dengan adanya kesempatan baik itu, ia meminta kepada anggota DPR RI asal Kalteng Sigit K Yunianto, bisa membantu menyampaikan atau memberikan solusi kepada pemerintah, untuk bisa memperjuangkan hak kami, yang mana notabene Desa Lawang Kamah hampir 20 tahun ini tidak pernah teraliri listrik.
Baca juga: Berikut 14 calon Ketua DPD PDIP Kalteng
Baca juga: Anggota DPR Sigit K Yunianto sidak ke agen LPG PT Resbayu, awasi distribusi
Baca juga: DPR: Perlu komitmen cegah peredaran narkoba di rutan Kalteng
Namun, hingga kini, ketiadaan listrik memaksa mereka bergantung pada genset. Sayangnya, hal ini justru mempersulit tugas kepala desa dalam melayani masyarakat. Sebelum bisa bekerja atau melayani administrasi warga, kepala desa harus lebih dulu mencari atau membeli bensin untuk menghidupkan genset, sebuah kendala yang kian menghambat kemajuan desa.
Ia berharap, baik pemerintah kabupaten maupun provinsi bisa segera memperhatikan kendala yang dialami masyarakat di desa setempat. Terutama dalam hal jaringan listrik, kedua masalah infrastruktur jalan hingga jembatan dan jaringan internet.

"Kami mengucapkan terima kasih atas pertemuan dialog yang berlangsung hangat bersama anggota DPR RI asal Kalimantan Tengah, Sigit K. Yunianto. Dalam kesempatan tersebut, kami sangat bersyukur telah diberikan akses alat internet seperti Starlink, yang akan mendukung konektivitas dan kemajuan di wilayah kami," katanya.
Sebelumnya, General Manager PLN UID Kalimantan Selatan-Tengah (Kalselteng) Iwan Soelistijono menargetkan rasio elektrifikasi di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dapat mencapai 100 persen pada 2027.
Baca juga: DPR RI: Skandal zirkon Rp1,3 triliun di Kalteng harus diusut tuntas hingga ke akar
Baca juga: Sigit K Yunianto: Peringatan Maulid Nabi Muhammad jadi seruan kedamaian bangsa
Baca juga: Dorong pemerataan listrik, anggota DPR RI Sigit K Yunianto Sidak PLTU Kalteng
"Target tersebut menjadi komitmen kami PLN dalam pemerataan akses listrik hingga ke pelosok desa di Kalimantan Selatan dan Tengah," katanya.
Iwan menjelaskan, sekitar 200 desa di Kalimantan Tengah masih dalam proses untuk dialiri listrik secara bertahap. Sementara itu, di Kalimantan Selatan sendiri, jumlah desa yang belum berlistrik relatif lebih sedikit, hanya tersisa sekitar 9 hingga 14 desa yang perlu dipenuhi kebutuhan listriknya.
“Kami terus berupaya agar pembangunan infrastruktur kelistrikan di dua provinsi ini bisa berjalan maksimal, sehingga semua warga mendapatkan akses energi,” ujarnya.

