Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, berkomitmen memperkuat kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan berjenjang untuk percepatan penurunan stunting melalui pendekatn kesehatan masyarakat.
"Kegiatan hari ini bertujuan agar setiap tenaga medis memahami tata laksana kasus stunting, mampu memberikan konsultasi gizi, serta mendukung keluarga dalam penerapan pola hidup sehat," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Pariadi AR di Muara Teweh, Selasa.
Menurut dia, kegiatan Pelatihan Aksi Cegah Stunting ini diikuti oleh tenaga kesehatan dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, kader posyandu, serta perwakilan desa.
Dalam pelaksanaan kegiatan, peserta mendapatkan materi paparan, diskusi, dan praktik lapangan tentang strategi percepatan penurunan stunting melalui pendekatan kesehatan masyarakat.
"Kami harapkan melalui kegiatan ini seluruh peserta dapat menjadi motor penggerak dalam upaya bersama menuju Barito Utara bebas stunting di masa mendatang," kata dia.
Dia mengatakan, penanganan stunting merupakan salah satu prioritas besar pemerintah daerah yang memerlukan keterlibatan lintas sektor, mulai dari tingkat desa hingga fasilitas kesehatan rujukan.
Prevalensi stunting masih menjadi tantangan serius dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis berbasis intervensi spesifik dan sensitif terus digalakkan melalui sistem kesehatan yang terintegrasi.
"Upaya pencegahan stunting harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dari pelayanan di tingkat Puskesmas hingga rumah sakit. Semua tenaga kesehatan, baik dokter, bidan, maupun kader posyandu, memiliki peran krusial dalam pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak," ujar Pariadi.
Menurut dia, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Barito Utara berada pada posisi 20,4 persen.
"Capaian ini menjadi tugas bersama seluruh pihak agar penurunan stunting dapat mencapai target yang ditetapkan Presiden hingga tahun 2029," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang deteksi dini stunting serta pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil dan balita.
"Selain itu, Dinas Kesehatan terus memperkuat koordinasi dengan sektor pendidikan, desa, dan organisasi masyarakat dalam mewujudkan percepatan penurunan angka stunting di Barito Utara," ujar Pariadi.
Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik Ardian mengatakan pelatihan ini mengusung tema “Peran Tenaga Kesehatan dalam Percepatan Penurunan Stunting melalui Sistem Rujukan Berjenjang dan Tatalaksana Gizi Buruk”.
"Pentingnya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam percepatan penurunan stunting," ujarnya.
Dia menyatakan, masalah stunting merupakan persoalan serius yang berdampak pada pertumbuhan fisik, kemampuan intelektual, serta potensi anak. Melalui deteksi dini dan intervensi yang tepat, kasus stunting dapat kita cegah bersama.
Ardian juga menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi kunci utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
"Pembangunan SDM di bidang kesehatan akan meningkatkan kualitas dan daya saing manusia yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter," tambahnya.
Ia berharap pelatihan tersebut tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga momentum memperkuat koordinasi lintas sektor dan komitmen bersama dalam pencegahan stunting.
