FBIT UMPR gelar kuliah pakar bertajuk seni berbahasa dalam lintas budaya

id Fakultas Bahasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, FBIT UMPR, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, UMPR, Kalimantan Tengah, Kalteng

FBIT UMPR gelar kuliah pakar bertajuk seni berbahasa dalam lintas budaya

FBIT UMPR hadirkan dua pakar linguistik lintas budaya, yakni Prof Dr Anak Agung Ayu Dian Andriyani SS MHum dan Ida Ayu Putri Gita Ardiantari SS MHum dalam kuliah pakar di Palangka Raya, Jumat (17/10/2025). ANTARA/HO-UMPR.

Palangka Raya (ANTARA) - Fakultas Bahasa, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (FBIT) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Kalimantan Tengah, menggelar kuliah pakar bertajuk 'The Art of Connection: Seni Berbahasa dalam Lintas Budaya' di Aula Utama Kampus 1 UMPR, Jumat (17/10/2025).

Dekan FBIT UMPR Dr (cand) Ade S Permadi MPd melalui rilis diterima di Palangka Raya, Sabtu, mengatakan kuliah itu menghadirkan dua narasumber pakar linguistik lintas budaya, yakni Prof Dr Anak Agung Ayu Dian Andriyani SS MHum dan Ida Ayu Putri Gita Ardiantari SS MHum.

"Prof Dian juga Guru Besar Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan Ida Ayu dosen sekaligus peneliti bidang komunikasi lintas budaya dari universitas yang sama," beber dia.

Adapun kuliah pakar yang dilaksanakan FBIT UMPR dan dihadiri oleh dosen dan mahasiswa lintas program studi di lingkungan fakultas setempat, sebagai upaya menyediakan ruang inspiratif bagi sivitas akademika, agar memahami dinamika komunikasi global di era masyarakat multikultural.

Melalui kuliah pakar ini, peserta diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai kesantunan dan empati dalam setiap bentuk interaksi lintas budaya — baik di ruang akademik, profesional, maupun sosial.

"FBIT UMPR berkomitmen menjadi fakultas yang tidak hanya mencetak lulusan cakap teknologi, tetapi juga berkarakter global, adaptif, dan beretika dalam komunikasi," tandas Dr Ade.

Sebelumnya, Prof Dian dalam paparananya mengangkat tema Harmony in Tourism through Politeness in Intercultural Communication. Di mana dirinya menekankan pentingnya kesantunan berbahasa sebagai kunci membangun relasi harmonis di ranah pariwisata global.

Hal itu karena interaksi antarbudaya tidak hanya ditentukan oleh kemampuan berbahasa, tetapi juga oleh sensitivitas terhadap nilai-nilai budaya yang melandasi cara seseorang berkomunikasi.

"Bahasa yang santun bukan sekadar etika, tetapi energi positif yang membangun harmoni. Melalui kesantunan, kita membuka ruang saling menghargai lintas bangsa," tandas Prof Dian.

Sementara itu, Ida Ayu Putri Gita Ardiantari memaparkan aspek praktis seni berbahasa dalam konteks intercultural connection, dengan menyoroti bagaimana komunikasi yang empatik dan reflektif dapat memperkuat diplomasi budaya.

"Seni berbahasa dalam lintas budaya adalah kemampuan untuk mendengarkan, memahami, lalu merespons dengan kepekaan. Itu yang menjembatani perbedaan," demikian Ida Ayu.

Baca juga: FKIP UMPR kembangkan modul konseling berbasis nilai lokal bagi Remaja Broken Home

Baca juga: Dosen Psikologi UMPR bagi wawasan ke guru SD pendamping anak berkebutuhan khusus

Baca juga: Cegah perundungan sejak dini, UMPR bimbing Guru SDN 6 Langkai literasi hukum


Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.