Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Kota Surabaya Samuel Teguh Santoso mendeklarasikan diri sebagai bakal Cawali Surabaya jalur independen 2020 di salah satu rumah makan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

Menurut Samuel, pertimbangan maju sebagai Cawali Surabaya independen ini dikarenakan dirinya mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat melalui kelompok persekutuan doa, kelompok olahraga, kelompok pengajian dan lainnya.

Baca juga: NasDem siapkan Ipong dan Awey maju Pilkada Surabaya 2020

Baca juga: FKPPI Jatim munculkan enam figur Bacawali Surabaya

Baca juga: Armudji gandeng Eri Cahyadi maju Pilkada Surabaya 2020

Baca juga: SSC: Bakal Cawali Surabaya dari kalangan muda itu identik perubahan



"Semuanya bilang, pak Sam jangan cari orang lain, tapi pak Sam sendiri harus maju di Pilkada Surabaya 2020. Makanya saya siap maju," katanya.

Menurut dia, kelompok masyarakat tersebut siap memberikan dukungan berupa mobilisasi kartu tanda penduduk (KTP) sebagai syarat cawali independen, sekaligus membuat posko pemenangan di sejumlah lokasi.

Menurut dia, secara finansial mungkin tidak cukup, namun semangat dari kelompok masyarakat ini yang membuat tekadnya semakin kuat untuk maju di Pilkada Surabaya 2020.

Samuel menilai kinerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama dua periode memimpin Surabaya cukup bagus. Tentunya, lanjut dia, sesuatu yang sudah bagus tersebut harus dilanjutkan lebih baik lagi.

"Tentunya ada kelebihan dan kekurangan. Kalau ada kelebihan ya bagus untuk dilanjutkan dan kalau ada kekurangan ya harus diperbaiki," katanya.

Pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya sudah sangat baik, namun menurut Samuel pembangunan sumber daya manusia (SDM)-nya yang tentunya juga harus ditingkatkan. "Ini salah satu misi saya, agar SDA dan SDM di Surabaya bisa disinergikan," katanya.

Apalagi, lanjut dia, jika dilihat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya cukup besar atau mencapai sekitar Rp5 triliun. Begitu juga dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya juga besar atau mencapai hampir Rp10 triliaun.

"Atas dasar tersebut pembangunan di semua unsur harus dijalankan dengan baik mulai dari pendidikan, kesehatan, transportasi hingga pengentasan kemiskinan," ujarnya.

Sebelumnya Samuel mengatakan kesiapan dalam mengumpulkan sekitar 135 ribu KTP. Salah upaya yang dilakukan selain dukungan kelompok masyarakat juga dengan mengoptimalkan struktur kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Perindo di kecamatan, maupun kepengurusan anak cabang di masing-masing kelurahan.

Diketahui salah seorang pengacara M. Sholeh telah lebih dahulu mendeklarasikan diri sebagai Cawali Surabaya jalur independen pada 4 Juli 2019. Bahkan Sholeh menargetkan 135 ribu kartu tanda penduduk sebagai salah satu persyaratan pencalonan cawali independen di Pilkada Surabaya 2020 terpenuhi dalam waktu empat bulan. "Kami upayakan," ujarnya.

Sholeh sendiri mengaku sudah punya sejumlah perangkat yang nanti akan memperlancar proses pengumpulan KTP. Perangkat tersebut diantara para pendukung yang terdiri dari advokat, para guru honorer, seniman, budayawan, lembaga swadaya masyarakat, pegiat sosial dan warga Surabaya.

Sosiolog Politik Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Machfud Fauzi menilai peluang Calon Wali Kota Surabaya jalur independen tetap ada, jika tidak ada figur yang tepat sebagai pelanjut Wali Kota Tri Rismaharini. "Kemungkinan bisa, meski tantangannya besar," kata Agus.

Menurut Agus, tantangan Cawali Surabaya tidak hanya mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP), tanda tangan bermaterai sebagai syarat maju, melainkan juga optimisme dari personilnya. Selain itu juga cawali independen harus bisa membangun kepercayaan publik serta bisa menampilkan modal sosial sebagai bakal calon yang mempunyai kapasitas.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019