Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Probolinggo di Jawa Timur mencanangkan Gerakan Serentak Timbang Balita (Gertak Talita) dalam upaya untuk menekan kasus kekerdilan akibat kekurangan gizi kronis pada anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati mengatakan bahwa menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 prevalensi kasus kekerdilan pada anak atau stunting di Kota Probolinggo sebesar 30,5 persen, lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi kasus tersebut di Jawa Timur (32,8 persen) dan nasional (30,8 persen).

"Sedangkan prevalensi stunting bulan penimbangan sebesar 19,75 persen," kata Ninik di Kota Probolinggo, Selasa.

Ia menambahkan bahwa kegiatan selama bulan penimbangan baru mencakup 73,4 persen dari seluruh balita di Kota Probolinggo.

"Untuk itu, perlu ada kegiatan inovatif untuk menggerakkan masyarakat Kota Probolinggo secara masif dan terstruktur untuk meningkatkan cakupan melalui Gertak Talita," katanya.

Menurut dia, Gertak Talita dilaksanakan di 218 posyandu dan semua fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Probolinggo dengan sasaran 18 ribu balita.

"Kami berharap dapat meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu tahun 2019 lebih total coverage. Banyak balita yang datang, timbang, berat badan, dan ukur tinggi badan," katanya.

Ninik menjelaskan bahwa kekerdilan pada anak akibat kekurangan gizi kronis bisa terjadi karena beberapa faktor, termasuk pola asuh yang tidak tepat dan kemiskinan. Kekurangan gizi dalam jangka panjang pada anak bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan bahwa selain berupaya menurunkan prevalensi kasus kekerdilan pada anak, pemerintah kota berusaha memperbaiki pelayanan kesehatan bagi masyarakat, antara lain dengan menyediakan ambulans di kelurahan dan dua mobil untuk dokter keliling.

"Jika ada sesuatu yang terjadi pada anak-anak di bidang kesehatan, maka bisa diatasi dan ditangani. Tidak ada lagi keterlambatan penanganan dari pemerintah untuk masyarakat, sehingga mudah-mudahan rencana itu berjalan dengan baik," katanya.

Baca juga: 4.750 anak di Kabupaten Kupang mengalami kekerdilan

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019