Badung (ANTARA) - Kementerian Sosial melalui Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) "ABIYOSO" mengadakan sosialisasi "Braille Corner" di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Badung, Bali, sebagai upaya menyiapkan layanan tambahan khusus bagi penyandang disabilitas netra.

"Kami sangat mengapresiasi Balai Literasi Braille Indonesia "ABIYOSO" Cimahi Bandung yang telah menyosialisasikan braille corner ini kepada kami di Kabupaten Badung," ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung, Ni Wayan Kristiani, di Mangupura, Rabu.

Ia mengatakan, sebenarnya, pihaknya telah memiliki rencana untuk mewujudkan hal tersebut yang sesuai dengan UU No. 8 tahun 2016 tentang hak Penyandang Disabilitas yang harus memperoleh aksesibilitas pelayanan publik dan memperoleh informasi dalam berbagai hal termasuk informasi bahan bacaan.

Baca juga: Imigrasi Jakbar membuka layanan paspor bagi penyandang disabilitas

Dengan kedatangan dan pendampingan yang diberikan tim pusat itu, menurutnya akan menambah semangat jajaran perpustakaan dan kearsipan Badung untuk membantu disabilitas netra agar dapat membaca dan menulis.

"Terwujudnya braille corner di Badung sudah menjadi cita-cita kami, dan pendampingan tim pusat menjadi anugerah yang luar biasa bagi instansi kami," kata Wayan Kristiani.

Ia menambahkan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung, ingin melakukan sesuatu agar bisa memberikan perhatian lebih bagi masyarakat penyandang tuna netra.

Baca juga: Perlu aksi nyata agar disabilitas bisa setara

Ia juga tidak ingin ada jarak antara penyandang disabilitas tuna netra dengan masyarakat normal.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya tergelitik melakukan sesuatu agar dapat menuntun dan membantu penyandang disabilitas untuk belajar membaca dan menulis.

Ke depannya, ujar dia, pihaknya akan membentuk braille corner pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung guna mewujudkan kesetaraan dan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas sensorik netra melalui literirasi braille.

Baca juga: RSUD Tugu Koja resmikan aplikasi layanan lansia dan disabilitas

Wayan Kristiani juga berencana membuat kelompok belajar braille bagi tuna netra termasuk melayani perpustakaan keliling bagi tuna netra dan akan menggandeng anggota Pertuni yang sudah bisa membaca dan menulis untuk diajak bergabung dan diajak berkeliling sebagai motivator bagi yang lain.

"Kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa merek yang mempunyai keterbatasan ini pasti punya kelebihan," katanya.

Sementara itu, dalam sosialisasi tersebut, Kepala Balai Literasi Braille Indonesia ABIYOSO Cimahi Bandung, Isep Sepriyan menyampaikan teknik-teknik dasar orientasi mobilitas (O&M) dalam melakukan pendampingan terhadap disabilitas netra.

Baca juga: Hetifah: Negara wajib lindungi kaum disabilitas

Menurutnya, tujuan diberikan pembelajaran O&M bagi para penyandang tuna netra adalah agar mereka dapat bergerak sesuai dengan tujuan dalam segala lingkungan, baik yang familiar/dikenal atau tidak familiar/tidak dikenal dengan aman, efisien, menyenangkan dan kemandirian.

"Pembelajaran O&M harus dimulai dari apa yang diketahui penyandang tuna netra menuju apa yang belum diketahui, dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dari lingkungan yang sepi ke lingkungan yang ramai," ujarnya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019