Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Warga pesisir di Desa Jengglungharjo, Tulungagung, Jawa Timur berencana mempertahankan dua wilayah pantai yang ada di daerah itu sebagai kawasan konservasi penyu yang alami.

"Dua pantai itu akan tetap kami pertahankan sebagai daerah yang 'perawan'. Tidak akan ada sentuhan apa pun karena akan kami jadikan sebagai kawasan konservasi penyu untuk bertelur," kata Kepala Desa Jengglungharjo, Rudi Santoso di Tanggunggunung, Tulungagung, Kamis.

Dia melanjutkan, konsep pengembangan wisata massal lebih diorientasikan di Pantai Sanggar dan Ngalur. Itu pun tanpa banyak membuat bangunan semipermanen apalagi permanen.

Objek wisata tetap alami, namun bisa dikembangkan ke wisata umum. Sementara di Pantai Pathuk Gebang dan Jung Pakis dipersiapkan sebagai wisata konservasi.
Warga bersama pecinta lingkungan memunguti telur penyu di pesisir Pantai Jung Pakis, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/7/2019). Sebanyak 158 telur penyu yang terpendam dalam pasir sedalam 1,5 meter dievakuasi dari pesisir pantai setempat untuk menghindari perburuan predator alami maupun ulah manusia, dan selanjutnya ditetaskan di penangkaran sebagai upaya konservasi penyu di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)


Wisatanya dikembangkan ke arah edukasi konservasi satwa penyu dan alam lindung sekitarnya.

"Kami akan bentuk kelompok-kelompok. Ada kelompok penyu yang bertugas dan bertanggungjawab mengurusi seputar penjagaan dan konservasi penyu, ada kelompok sadar wisata yang mengurusi wisata di Pantai Sanggar dan Ngalur, serta beberapa terobosan lain yang akan kami bahas dengan warga lain," ujarnya.

Untuk pengembangan, selain mengajukan bantuan dan kerja sama ke dinas terkait, lanjut dia, pemerintah Desa Jengglungharjo melalui BUMDes yang ada juga berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran untuk penataan kawasan serta penyediaan sarana-prasarana perlindungan satwa penyu. (*)


 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019