Jakarta (ANTARA) - Indonesia perlu mendorong kejelasan fungsi pandangan Indo-Pasifik ASEAN atau ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang disepakati dalam KTT ASEAN di Bangkok pada Juni 2019.

"Ini harus dimulai dengan menyebut secara jelas terkait fungsi apa yang harus difasilitasi dalam Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik," kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia Rizal Sukma usai seminar "Indonesia, ASEAN dan Indo-Pasifik" di Jakarta, Rabu.

Rizal mencontohkan kesepakatan para pemimpin ASEAN bahwa AOIP ditujukan untuk "... menjunjung tinggi arsitektur regional berdasarkan aturan...", namun bagaimana ASEAN akan melaksanakannya perlu kejelasan, salah satunya dengan memanfaatkan platform Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur (East Asia Summit/EAS).

Baca juga: Adopsi dokumen pandangan Indo-Pasifik cerminkan sentralitas ASEAN

Baca juga: Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik kurangi persaingan di kawasan


"Kita harus menciptakan debat dan percakapan nasional dan regional tentang bagaimana EAS dapat dilembagakan dengan lebih baik," ujarnya.

Selain itu, ASEAN tidak akan dapat mempertahankan sentralitas dan memainkan peran yang berarti di Indo-Pasifik kecuali jika berbicara dengan satu suara tentang cara mengelola hubungannya dengan kekuatan besar di luar kawasan.

"Kesepakatan tentang Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik adalah langkah tepat menuju arah itu," kata dia.

Namun, Dubes Rizal menambahkan, sebelumnya Indonesia harus menghidupkan kembali ide untuk mengevaluasi Piagam ASEAN.

"Bagaimana isi Piagam ASEAN dapat ditingkatkan untuk menghadapi tantangan saat ini dan masa depan. Bagaimana pun, memperkuat persatuan dan kapasitas kelembagaan yang kuat adalah kunci sentralitas ASEAN," ujar dia.

Baca juga: AS tidak minta negara-negara Asia Tenggara memihak

Baca juga: Wawasan Indo-Pasifik usulan Indonesia jadi landasan ASEAN

Wapres JK dorong kerjasama di Kawasan Indo-Pasifik

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019