Manado (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus meningkatkan investor khususnya generasi milenial di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Sehingga berbagai upaya sosialisasi dan edukasi terus kami lakukan baik secara nasional maupun lokal," kata Kepala BEI Perwakilan Sulut Mario Laurens Iroth saat jumpa pers di Manado, Rabu.

Dia mengatakan evaluasi terus dilakukan, dan kali ini BEI melakukan Public Expose Live 2019 sebagai revolusi digital keterbukaan informasi dan lerlindungan Investor di Industri Pasar Modal.

Public Expose Live 2019 memaparkan kinerja dengan mengundang 42 Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disaksikan secara langsung melalui webinar tersebut, merupakan salah satu wujud dari transformasi digital dari sisi keterbukaan informasi dan transparansi di Pasar Modal Indonesia.

Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Luthfy Zain Fuady mengatakan, Saat ini, industri pasar modal sedang bertransformasi dan fokus pada pemanfaatan teknologi.

Sejak awal tahun bahkan berbagai kebijakan, media, dan produk baru dengan pendekatan teknologi, sudah diluncurkan oleh OJK dan Self-Regulatory Organization.

Secara tidak langsung, Public Expose Live 2019 telah menjadi mekanisme perlindungan baru bagi investor di pasar modal dengan meminimalisasi potensi terjadinya asimetri informasi, suatu kondisi yang terjadi jika salah satu pihak memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya, juga meningkatkan pemahaman investor terhadap kinerja Perusahaan Tercatat di BEI.

Siaran ulang Public Expose Live 2019 dapat disaksikan di akun Youtube BEI (@indonesiastockexchange), sehingga diharapkan dapat semakin memudahkan investor dalam mengakses informasi dari perusahaan tercatat sebagai referensi dalam pengambilan keputusan investasi.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan, Pendekatan baru pemaparan kinerja Perusahaan Tercatat yang mengadopsi teknologi di Public Expose Live 2019 ternyata direspon dengan sangat baik oleh masyarakat. Data menunjukan jumlah partisipan mencapai 21.522 peserta," ujarnya.

Data BEI juga menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen pengakses online Public Expose Live 2019 merupakan investor dan calon investor usia 18 hingga 34 tahun dengan 70 persen media yang digunakan berupa telepon seluler.

"Artinya pendekatan baru ini tepat dan sesuai dengan kondisi pesatnya peningkatan jumlah investor dari segmen generasi milenial," tambah Hasan.

Selain merupakan penyelenggaraan yang pertama di dunia, Public Expose Live 2019 mencatat berbagai rekor baru.

Jumlah partisipan mencapai 21.522 peserta yang terdiri dari 4.570 hadir secara langsung dan 10.690 peserta menyaksikan secara online, ditambah 6.262 peserta melakukan kegiatan nonton bareng di Kantor Perwakilan BEI dan Galeri Investasi seluruh Indonesia, Public Expose Live 2019 diakses dari 121 kota dan 28 negara.

Laman Public Expose Live 2019 pada www.idx.co.id telah diakses sebanyak 30.610 kali, dan sebanyak empat Perusahaan Tercatat yang melakukan Paparan Publik, untuk pertama kalinya diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta.

Dari seluruh rangkaian peringatan 42 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. Public Expose Live 2019 merupakan salah satu kegiatan yang paling luas jangkauannya dan paling banyak melibatkan partisipasi peserta.

Tidak hanya dari sisi demand, investor ritel, investor institusi, calon investor, dan media massa, tetapi juga dari sisi supply dari berbagai sektor hadir secara lengkap dan terlibat penuh dalam kegiatan ini.


Baca juga: BEI: "public expose" dorong ketertarikan calon investor
Baca juga: Investor saham daerah dimudahkan dengan paparan publik daring
Baca juga: BEI : investor milenial di Sumut meningkat

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019