Laporan yang masuk jumlahnya 15 pendaftar
Surabaya (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Timur menyampaikan peminat bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya sangat luar biasa karena diikuti 15 orang pendaftar.

"Laporan yang masuk jumlahnya 15 pendaftar," ujar wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Ida Bagus Nugroho, ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Minggu.

Dari jumlah tersebut, para pendaftar mengambil formulir di dua tempat, yaitu di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya di Jalan Setail dan Kantor DPD PDI Perjuangan Jatim di Jalan Kendangsari.

Pendaftar juga tak hanya dari kader internal, beberapa nama dari tokoh eksternal juga turut menyemarakkan bursa calon kepala daerah untuk maju di Pilkada 2020 melalui PDI Perjuangan.

Perekrutan ini, kata dia, memang terbuka bagi siapa saja, yang terpenting calon diputuskan oleh DPP nantinya benar-benar mumpuni, baik rekam jejaknya, memiliki popularitas tinggi serta bisa menjalankan visi PDI Perjuangan.

Beberapa nama kader yang mendaftar antara lain Wisnu Sakti Buana, Dyah Katarina, Armuji, Ony Setiawan, Chrisman Hadi, Anugrah Aryadi, Eddy Tarmidzi dan Soetjipto Angga.

Sedangkan, dari eksternal partai, ada nama Dwi Astutk, Lia Istifhama, Haries Purwoko lalu dua orang purnawirawan TNI berpangkat jenderal dan beberapa nama lainnya.

Sementara itu, salah seorang tokoh eksternal yang mendaftar, Haries Purwoko mengucapkan terima kasih kepada PDIP yang telah membuka ruang luas bagi seluruh elemen masyarakat untuk mendaftar sebagai kandidat.

"Terima kasih kepada PDI Perjuangan. Selanjutnya saya akan mengikuti seluruh tahapan yang telah ditetapkan, serta patuh terhadap apapun yang diputuskan partai," ujarnya.

Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) tersebut beralasan maju di Pilkada Surabaya karena didorong untuk mencalonkan diri oleh sejumlah elemen masyarakat dan menginginkan "Kota Pahlawan" mundur sepeninggal era Bambang DH maupun Tri Rismaharini.

Haries berjanji akan berjuang mewujudkan Surabaya sebagai kota kelas dunia dengan karakter keindonesiaan yang tak tercabut dari akarnya.

"Surabaya sebagai kota dengan besaran ekonomi terbesar kedua di Indonesia harus terus tumbuh, maju meroket, tak ada satu pun rakyat kecil dan kaum marhaen yang ditinggalkan," tutur pengusaha yang juga wakil ketua umum bidang industri kreatif Kadin Jatim tersebut.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019