Jakarta (ANTARA) - Hanya dua tahun berselang antara penayangan film horor "Pengabdi Setan" (2017) dan Perempuan Tanah Jahanam" yang hadir pada pertengahan Oktober, tapi sutradara Joko Anwar menjanjikan penonton akan mendapat suguhan yang sama sekali berbeda.

"Film ini berbeda dari style dan feel 'Pengabdi Setan'," ujar Joko di konferensi pers peluncuran trailer "Perempuan Tanah Jahanam", Jakarta, Senin.

Dia sudah memperlihatkan hasilnya pada sebagian orang yang melontarkan komentar serupa.

Apakah film yang ceritanya sudah ia garap selama 10 tahun itu bakal melampaui standard "Pengabdi Setan" yang membawa pulang banyak penghargaan?

Joko menyerahkan penilaian itu pada penonton. Satu hal yang ia tegaskan, setiap pembuatan karya baru selalu diiringi niat dan usaha agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya.

"Maunya selalu meningkat, dari segi teknis dan estetika harus lebih baik," kata dia.

"Perempuan Tanah Jahanam" bercerita tentang keluarga, sebuah karya hasil renungan Joko mengenai fungsi anggota keluarga.

"Perempuan Tanah Jahanam" mengisahkan Maya (Tara Basro), gadis yang mengalami nasib buruk. Setelah mendapat serangan mendadak, Maya dapat informasi ada kemungkinan ia mendapat harta warisan di desa leluhurnya. Bersama temannya, Dini (Marissa Anita), Maya kembali ke kampung halaman.

Namun ia tidak menyadari masyarakat sudah berusaha mencari dan menghabisinya karena sebuah alasan.

Pengambilan gambar berlangsung di desa-desa sekitar Malang, Gempol, Lumbang, Bromo, Lumajang, Ijen, dan Banyuwangi.

Baca juga: Film favorit karya Joko Anwar versi Tara Basro

Baca juga: Lukanya batin Gundala dan rating Joko Anwar

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019