Jakarta (ANTARA) - Kepala Polisi Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan aksi unjuk rasa terkait penolakan RUU KUHP yang berakhir ricuh disusupi oleh kelompok tertentu.

"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," kata Hengki saat dikonfirmasi, Rabu.

Baca juga: RS Pelni Jakarta rawat tiga korban demonstrasi mahasiswa

Demo mahasiswa yang berakhir ricuh hingga malam hari itu mengakibatkan kerusakan di beberapa titik seperti pembakaran Pos Polisi Lalu Lintas yang berada di bawah kolong Tol Slipi,Jakarta Barat.

"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus perusakan dan pembakaran pos lantas Slipi. Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih di bawah umur," ujar Hengki.

Hengki mengatakan Polrestro Jakarta Barat beserta Polda Metro Jaya masih mendalami pola yang digunakan oleh para pelaku karena terindikasi memiliki pola yang sama seperti demo 22 Mei lalu.

"Para pelaku yang diamankan juga berasal dari luar daerah atau luar Jakarta, ini yang patut kita curigai dan akan terus kita dalami," kata Hengki.

Baca juga: Kembali ricuh, polisi tembakkan water canon di bawah fly over JCC

Baca juga: Demo Mahasiswa - Tembakan gas air mata terdengar dari Stasiun Palmerah


Sebelumnya, aksi yang dilakukan mahasiswa di depan Gedung DPR RI berakhir ricuh pada Selasa (23/9) hingga malam hari.

Tuntutan awal yang diajukan oleh mahasiswa adalah bertemu dengan pimpinan DPR RI berharap RKUHP tidak diproses lebih lanjut.

Baca juga: Mahasiswa terus lakukan "perlawanan" di pertigaan Slipi

Baca juga: Demo mahasiswa, sekitar Gedung DPR RI rusak parah

Pewarta: Livia Kristianti dan Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019