kegiatan Tagana selalu mengajak kita untuk merawat kehidupan sesama
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mencanangkan Kawasan Siaga Bencana Bromo dalam gelar apel siaga Taruna Siaga Bencana (Tagana) Indonesia di lautan Pasir Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu.

"Berbagai kegiatan Tagana selalu mengajak kita untuk merawat kehidupan sesama, karenanya tema Jambore kali ini dalam bahasa Jawa 'Urip Gawe Urup'," kata Khofifah dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Probolinggo, Minggu.

Ribuan relawan kemanusiaan yang tergabung dalam Tagana Indonesia melakukan Apel Siaga Bencana di Lautan Pasir Gunung Bromo yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Apel Siaga Tagana merupakan salah satu rangkaian kegiatan Jambore dan Bakti Sosial Tagana Nasional 2019 yang diselenggarakan Kementerian Sosial di Pasuruan, Jawa Timur, 25-28 September 2019.

Apel yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Timur tersebut diikuti 2.000 orang terdiri dari perwakilan Tagana Indonesia dari 34 provinsi.

"Terima kasih kepada seluruh relawan Jatim, Pelopor Perdamaian, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masuarakat (PSM), dan tentu terima kasih kepada seluruh rakyat Tengger termasuk seluruh kawasan Tengger yang diresmikan menjadi bagian dari Kawasan Siaga Bencana Tengger Bromo Semeru, serta terima kasih kepada pejuang-pejuang kemanusiaan Tagana," katanya.

Baca juga: Kemensos miliki 638 Kampung Siaga Bencana di seluruh Indonesia

KSB Bromo merupakan pengembangan dari kampung siaga bencana yang ada di kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru yang didukung serta difasilititasi oleh Tagana di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.

Pencanangan Kawasan Siaga Bencana dilakukan secara simbolik oleh Gubernur Jawa Timur dan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos dengan mengangkat bibit pohon cemara gunung dan diikuti oleh seluruh peserta apel dan tamu.

Adapun KSB yang dicanangkan ini melibatkan lima KSB yaitu KSB Mahameru Kabupaten Malang, KSB Tengger Lestari Tosari Kabupaten Pasuruan, KSB Ngadirejo Kabupaten Probolinggo, KSB Sukapura Kabupaten Probolinggo, KSB Tiris Kabupaten Probolinggo.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengatakan KSB merupakan wadah formal penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang berada di kecamatan dan dijadikan kawasan atau tempat untuk program penanggulangan bencana.

Sasaran KSB, lanjutnya, adalah kawasan dari sejumlah desa/kelurahan yang teridentifikasi memiliki risiko bencana.

Baca juga: Tagana ikut padamkan kebakaran hutan

Dalam KSB, Tagana berperan dalam memfasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana kerja KSB, menyebarluaskan informasi penanggulangan bencana kepada masyarakat, memberikan keterampilan-keterampilan praktis penanggulangan bencana kepada masyarakat, membantu masyarakat dalam menyusun peta risiko bencana.

"Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman bencana, karenanya melalui KSB dan Tagana kami membangun Community Based Disaster Management atau Manajemen Bencana Berbasis Komunitas," katanya.

Hadir dalam acara itu, Wakil Gubernur Bengkulu, bupati dan wali kota, sejumlah kepala daerah di Jatim, kepala Dinas Sosial seluruh Indonesia, para pendiri dan pembina Tagana, serta negara-negara perwakilan ASEAN yakni dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Myanmar.

Hadir pula perwakilan NGO nasional, NGO internasional, Perwakilan Kampung Siaga Bencana (KSB), Pilar-pilar Sosial, dan relawan kemanusiaan lainnya.

Dalam apel juga dilakukan pengukuhan Pembina Tagana Oleh Gubernur Jawa Timur Kepada Bupati Probolinggo dan Bupati Pasuruan serta penyerahan Pataka Tagana dari Gubernur Jawa Timur kepada Dirjen Lijamsos.

Baca juga: Tagana Masuk Sekolah siapkan generasi sadar bencana sejak dini

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019