Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan jumlah titik api di seluruh wilayah Indonesia menurun drastis sejak dua hari terakhir, yakni mulai dari 1.044 pada 1 Oktober menjadi 358 tanggal 3 Oktober 2019.

Berdasarkan informasi dari BMKG dikutip di Jakarta, Jumat, titik api berangsur menurun dari 1 Oktober berjumlah 1.044 titik, 2 Oktober 625 titik, menjadi 358 titik pada 3 Oktober.

Sejak periode tersebut, jumlah titik api di Provinsi Riau menurun 2 titik, Sumatera Selatan turun 513 titik, Kalimantan Barat turun 14 titik, Kalimantan Tengah turun 49 titik, Kalimantan Selatan turun 11 titik, dan Kalimantan Timur turun 1 titik.

Sebetulnya semenjak sepekan terakhir, yakni 27 September titik api di seluruh Indonesia sudah sempat mencapai angka 361 atau seperti dalam kondisi hari ini. Namun jumlah tersebut masih fluktuatif hingga akhirnya kembali naik pada 1 Oktober hingga mencapai 1.000.

Jumlah titik api pada 27 September sebanyak 361, tanggal 28 September 577, kemudian 29 September 514, dan 30 September 552.

Selain itu BMKG juga mencatat indeks kualitas udara berdasarkan informasi konsentrasi partikulat PM10 di wilayah yang terdapat titik api pada hari Jumat ini juga terpantau pada level baik dan sedang, yaitu skala 0-50 mikrogram per meter kubik hingga 51-150 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi PM10 di Pekanbaru dan Jambi berada dalam level sedang pada dini hari yang kemudian berangsur ke level kondisi udara baik pada pagi sampai siang hari. Sementara untuk daerah lain seperti di Pontianak, Samarinda, Medan, dan Pangkalanbun konsisten berada pada level hijau atau baik sepanjang hari Jumat ini.
Baca juga: KLHK sebut titik api berkurang karena TMC
Baca juga: Titik api di Kepri nihil usai diguyur hujan
Baca juga: Wiranto: Hujan buatan cepat kurangi titik api karhutla

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019