Diklat berbasis kompetensi ini diadakan dalam rangka pengentasan pengangguran melalui pembangunan ketenagakerjaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,
Kualasimpang, Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Tamiang Mursil menyatakan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat terus mengupayakan untuk menekan angka pengangguran dengan menggelar berbagai pendidikan dan latihan (diklat) agar peserta menjadi tenaga terampil dan siap pakai.

"Diklat berbasis kompetensi ini diadakan dalam rangka pengentasan pengangguran melalui pembangunan ketenagakerjaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Mursil di Aula Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Aceh Tamiang, Kualasimpang, Senin

Hal itu disampaikannya saat membuka diklat berbasis kompetensi operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit angkatan ke-IV yang digelar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Tamiang dan Balai Diklat Industri Medan diikuti 50 peserta mulai 7 hingga 18 Oktober 2019.

Ia mengatakan pemkab setempat dewasa ini mewajibkan untuk memfasilitasi pelatihan demi memberikan perluasan kesempatan kerja, dan pihaknya mempersiapkan tenaga terampil bagi para pencari kerja di dunia industri.

"Saya minta, para peserta serius mengikuti diklat. Ini kesempatan berharga. Jangan sia-siakan. Sebab di luar sana bila ingin mengikuti diklat semacam ini, mesti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit," terang dia.

"Jangan ada peserta yang sibuk berponsel, ketika waktu belajar. Kepada panitia selama kegiatan berlangsung, tolong seluruh ponsel peserta dikumpul. Supaya mereka bisa fokus dan serius," kata bupati.

Baca juga: Presiden Jokowi minta Gubernur Aceh kurangi pengangguran

Ia mengatakan, di era industri 4.0 saat ini mesti dioptimalkan angkatan kerja terutama tenaga kerja lokal yang memiliki kompetensi mumpuni, seperti industri kelapa sawit.

Terlebih, lanjutnya, pemerintah pusat sudah memiliki target bahwa minyak kelapa sawit harus mampu menjadi subsitusi bahan bakar minyak dari jenis solar menjadi biodiesel murni.

"Hari ini biodiesel kita masih berkategori B30. Artinya, 30 persen kandungan BBM (Bahan Bakar Minyak) solar adalah minyak kelapa sawit. Pemerintah, kini tengah berupaya agar dalam beberapa tahun ke depan BBM solar digantikan 100 persen biodiesel. Ini menjadi peluang baik bagi para alumni diklat nantinya," katanya.

Bupati Mursil mendorong supaya alumni diklat harus mampu melihat peluang kerja di daerah lain, karena kesempatan menjadi tenaga terampil di industri kelapa sawit masih sangat terbuka.

"Para alumni silakan lihat, cari informasi dan peluang kerja seluas-luasnya di luar kabupaten ini. Kemampuan industri kelapa sawit kita di sini (Aceh Tamiang), tak mampu menampung 200 alumni diklat seluruhnya. Ini jadi peluang, sekaligus tantangan untuk membuktikan kalian memang tangguh dan kompeten," katanya.

Kepala Balai Diklat Industri Medan, Indra Amin, mengatakan, era revolusi industri 4.0 dewasa ini telah menyebabkan permintaan sumber daya manusia yang kompeten atas keterampilan dan keahlian tertentu kian meningkat.

"Indonesia miliki kesempatan, dan sekaligus kelemahan. Tapi kesempatan ini bisa menjadi peluang berharga dan bernilai, jika kita seriusi. Bonus demografi yang meledakkan angka angkatan kerja di Indonesia akan bernilai positif," ucapnya.

Ia mengaku, sumber daya manusia yang masih rendah bisa ditingkatkan dengan diklat-diklat berbasis kompetensi.

"Dan diklat yang dilaksanakan kali keempat di Aceh Tamiang ini guna menyongsong peluang positif yang terbuka lebar," katanya.

Baca juga: Pengangguran di Banda Aceh Capai 14.000 Orang

 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019