New York (ANTARA) - Kurs dolar AS sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di tengah melemahnya poundsterling Inggris pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor semakin khawatir tentang prospek Brexit, yang dapat berakhir tanpa kesepakatan dan volatilitas yang terjadi kemudian.

Sebuah upaya hukum guna memaksa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk meminta Uni Eropa (UE) agar memperpanjang keanggotaan blok Inggris jika tidak ada kesepakatan Brexit gagal pada Senin (7/10) di pengadilan sipil tertinggi Skotlandia.

Pengacara Jolyon Maugham, salah satu dari tiga orang yang membawa kasus ini ke pengadilan, mengatakan setelah keputusan mereka akan mengajukan banding terhadap hasil tersebut pada Selasa waktu setempat.

Maugham mengatakan keputusan pengadilan berarti sekarang ada risiko Brexit yang melanggar hukum.

Johnson bersikeras Inggris akan meninggalkan blok itu, dengan atau tanpa kesepakatan pada 31 Oktober.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,16 persen menjadi 98,9655 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0973 dolar AS dari 1,0983 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi 1,2299 dolar AS dari 1,2332 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6732 dolar AS dari 0,6770 dolar AS.

Dolar AS dibeli 107,27 yen Jepang, lebih tinggi dari 106,85 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9946 franc Swiss dari 0,9949 franc Swiss, dan melemah menjadi 1,3309 dolar Kanada dari 1,3323 dolar Kanada.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019