Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad menggelar Forum Bisnis Indonesia-Pakistan untuk mendorong peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

"Total nilai perdagangan Indonesia-Pakistan pada 2018 menyentuh angka 3,1 miliar dolar AS, meningkat dari 2,2 miliar dolar AS pada 2016. Berbagai upaya untuk mendorong peningkatan kerja sama ekonomi bilateral perlu terus dilakukan," kata Duta Besar RI untuk Pakistan, Iwan Suyudhie Amri.

Pernyataan tersebut disampaikan Dubes Iwan di hadapan sekitar 120 pengusaha Pakistan yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Rawalpindi (RCII).

Forum bisnis yang mengambil tema "Exploring Economic Opportunities and Cooperation" tersebut diselenggarakan oleh KBRI Islamabad melalui kerja sama dengan RCII.

Selain membahas potensi kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara, forum bisnis itu ditujukan untuk memfasilitasi jejaring antara kamar dagang dan industri (KADIN) Indonesia dengan RCCI bagi pelaksanaan kerja sama yang konkret pada masa mendatang.

Baca juga: Pakistan harap bisa tingkatan ekspor ke Indonesia

Forum bisnis itu menghadirkan narasumber dari KADIN Indonesia dan RCCI. Para narasumber pun berbagi informasi mengenai peluang ekonomi dan potensi bisnis yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha kedua negara.

KBRI Islamabad juga menghadirkan dua pengusaha Pakistan -- importir produk Indonesia, Ali Tariq Matto dari Mattosons Corporation dan investor Pakistan yang memiliki pabrik sabun di Kawasan Ekonomi Khusus Jababeka, Shahid Sultan dari Zahid Kinno Grading -- untuk menceritakan kisah sukses dan kiat berbisnis dengan Indonesia.

Dubes Iwan dalam sambutannya menekankan pentingnya untuk terus memupuk hubungan perdagangan bilateral yang berkesinambungan.

"Indonesia dan Pakistan harus memberikan perhatian bagi hubungan perdagangan yang berkesinambungan," ujar dia.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Pakistan pada 2018 merupakan yang tertinggi di antara negara-negara anggota ASEAN, dengan surplus perdagangan untuk Indonesia.

"Dalam semangat memupuk kesinambungan hubungan perdagangan tersebut, Indonesia memberikan tambahan pos tarif nol persen bagi 20 produk Pakistan dan mulai mendorong investasi Indonesia ke Pakistan," kata Dubes Iwan yang ditanggapi positif oleh para pengusaha yang hadir.

Baca juga: Indonesia-Pakistan perluas cakupan perundingan perdagangan barang

 Iwan juga menyampaikan bahwa hubungan perdagangan tidak harus hanya dilihat dari besarnya ketidakseimbangan neraca perdagangan. Hal itu tidak menjadi masalah selama kerja sama tersebut mampu membangkitkan aktivitas ekonomi serta industri domestik kedua negara secara proporsional sesuai kapasitas penawaran dan permintaan.

Hal senada juga disampaikan Presiden RCCI, Saboor Malik yang menyoroti perlunya para pelaku usaha Indonesia dan Pakistan untuk lebih meningkatkan interaksi melalui berbagai kegiatan, seperti pertukaran delegasi bisnis, kerja sama pameran, bincang bisnis, promosi wisata, dan joint venture.

"Sebagai langkah awal, kami merencanakan pengiriman delegasi bisnis RCCI ke Indonesia melalui koordinasi dengan KBRI Islamabad dalam waktu dekat," ujar Saboor.

Forum Bisnis Indonesia-Pakistan itu ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman antara KADIN Indonesia dengan RCCI.

Baca juga: Indonesia kembangkan perdagangan berkesinambungan dengan Pakistan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019