kuat kemungkinannya ada kaitannya dengan politik, apalagi sebentar lagi ada pelantikan presiden
Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Lili Romli mengatakan kemungkinan ada muatan politik terkait penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.

"Jika pelaku penusukan sehat secara psikologis berarti penusukan ini ada kaitannya dengan politik karena yang diserang adalah pejabat publik, seorang menko polhukam berarti  bisa jadi terkait dengan kebijakan-kebijakan ataupun ucapan-ucapan dari Pak Wiranto sebagai menko polhukam," kata Lili saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Lili menuturkan penusukan itu memang perlu ditelisik lebih jauh terkait latar belakang dan kesehatan psikologis pelaku penyerangan.

"Kalau memang tidak sehat secara psikologis bisa saja orang itu dipahami menyasar siapa saja begitu kan," tutur Lili.

Baca juga: Dirut RSUD Berkah: Wiranto terkena dua tusukan di perut


Lili mengatakan, perlu ditelusuri juga adanya kemungkinan keterkaitan dengan gerakan radikalisme karena Menko Polhukam Wiranto adalah pejabat publik yang mendorong ditetapkannya Undang-undang (UU) Ormas yang melarang kelompok-kelompok garis keras di Tanah Air.

Selain itu, Lili menuturkan perlu juga ditelusuri apakah penyerangan Wiranto tersebut terkait dengan kekisruhan isu politik yang lain karena pada bulan Oktober 2019 akan ada pelantikan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dan disusul pemilihan anggota kabinet.

"Karena yang diserang menko polhukam, kuat kemungkinannya ada kaitannya dengan politik, apalagi sebentar lagi ada pelantikan presiden," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan WIranto ditusuk orang tidak di kenal saat turun dari kendaraan di alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis.

Kejadian tersebut selain menyebabkan Wiranto terluka, juga melukai ajudan dan polisi yang sedang mengawalnya.


Baca juga: Jokowi jenguk Wiranto di RSPAD
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019