Kalau sudah banyak akan sangat berpengaruh
Jakarta (ANTARA) - Mitra Grab mengkhawatirkan aplikasi penyewaan otoped atau skuter listrik, "Grabwheels" dapat mengancam turunnya pendapatan pengemudi ojek daring.

"Kalau sudah banyak akan sangat berpengaruh," kata mitra Grab Jakarta Selatan, Ridho di Jakarta, Jumat.

Ridho mengatakan sejauh ini penyewaan otoped listrik belum terlalu banyak, namun hal itu akan menjadi ancaman bagi pengemudi atau mitra ojek daring.

Sementara itu, mitra Grab lainnya Adnan menuturkan kehadiran skuter listrik GrabWheels mulai meresahkan pengemudi ojek daring lantaran berpotensi menggerus order konsumen sehingga bisa mengurangi pendapatan.

Baca juga: Otoped listrik dinilai belum aman digunakan di jalan raya

Adnan mengungkapkan otoped listrik beroperasi jarak pendek sehingga konsumen lebih memilih GrabWheels untuk menempuh lokasi yang relatif dekat.

Adnan meminta Grab berinovasi secara bijaksana yang tidak menimbulkan kerugian bagi mitra maupun konsumen.

Selain mengancam pendapatan mitra, Adnan menyarankan agar manajemen Grab tidak memberlakukan GrabWheels di tempat umum karena membahayakan bagi anak-anak.

"Kalau lihat seperti sekarang, maunya GrabWheels hanya digunakan di tempat-tempat rekreasi aja. Jangan jadi moda transportasi, biar tidak ada yang kecewa pada kedua belah pihak," ujar Adnan.

Sebelumnya, Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menyatakan otoped listrik belum berstandar aman digunakan di jalan raya dan pada sejumlah negara tidak diperbolehkan beroperasi.

Baca juga: Perhatikan kondisi cuaca sebelum menggunakan otoped listrik

Agus menekankan agar penyedia sewa otoped listrik maupun konsumen mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menggunakan otoped elektrik tersebut.

Ekstra hati-hati
"Kehati-hatian ini diperlukan agar potensi kecelakaan yang merugikan diri sendiri dapat diminimalisir," tutur Agus.

Agus mengatakan masyarakat sebagai konsumen harus mengetahui hak dan kewajiban saat menyewa otoped listrik, serta mempertimbangkan aspek keamanan saat digunakan di jalan umum.

"Kalau di jalan umum yang ramai sudah pasti berbahaya,” ujar Agus.

Agus juga mendesak pemerintah segera menerbitkan regulasi atau aturan penyewaan dan penggunaan otoped listrik yang telah marak dilakukan perusahaan "GrapWheels".

Baca juga: Pengguna pertanyakan keamanan dan keselamatan otoped listrik

Pemerintah menurut Agus, wajib melindungi keselamatan dan keamanan konsumen saat menyewa dan menggunakan otoped listrik.

Agus menuturkan ada hal positif menggunakan otoped listrik karena ramah lingkungan namun tetap harus memiliki izin dan spesifikasi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sementara itu, CEO GrabWheels TJ Tham menyebutkan layanan transportasi jarak dekat otoped listrik kini kian digandrungi warga Ibu Kota Jakarta.

Salah satu penyedia layanannya, yakni GrabWheels milik perusahaan aplikasi online to offline Grab saat ini telah tersedia layanan di tujuh wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Saat ini pengguna dapat menemukan GrabWheels di The Breeze BSD City, Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bintaro Exchange.

"Juga ada di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Lippo Village dan beberapa lokasi lainnya di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat," kata Tham.

Uji coba
GrabWheels diluncurkan sebagai proyek uji coba pada 9 Mei 2019 di BSD City, Tenggerang, sebagai solusi personal mobility device, transportasi personal jarak dekat dengan biaya terjangkau.

Peluncuran ini kemudian diikuti dengan peluncuran di berbagai lokasi di Jabodetabek.

Baca juga: Belum ada regulasi otoped listrik digunakan di jalan raya

"Grab akan terus mengembangkan inovasi ini ke beberapa titik lainnya termasuk kota-kota lainnya di luar Jabodetabek untuk memberikan peningkatan mobilitas dengan inovasi baru yang ditawarkan bagi para pengguna," kata Tham.

Sejauh ini, terdapat lebih dari 1.000 otoped listrik yang tersedia bagi pengguna dan akan terus bertambah.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019