Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Perantau di Wamena, Papua, yang pulang ke kampung halamannya di Kota Probolinggo, Jawa Timur terus bertambah berdasarkan data yang dihimpun Posko Pengaduan yang dibuka Pemerintah Kota Probolinggo hingga Kamis (10/10).

"Kami akan selalu memperbarui data sesuai laporan warga melalui RT/RW, lurah dan camat setempat," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di Kota Probolinggo, Jumat.

Pada awal Oktober 2019, jumlah warga Kota Probolinggo yang pulang dari Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU sekitar 10 orang, namun jumlah tersebut diprediksi terus bertambah karena banyak perantau asal Kota Probolinggo yang masih berada di pengungsian dan menunggu jadwal pemulangan.

Berdasarkan data posko pengaduan Pemkot Probolinggo di masing-masing kecamatan hingga 10 Oktober 2019 tercatat di Kecamatan Wonoasih ada 121 warga yang berada di Papua, namun 20 orang di antaranya sudah pulang; kemudian di Kecamatan Kanigaran ada 27 orang di Wamena (11 orang sudah pulang).

Kemudian di Kecamatan Kedopok ada 26 orang (5 orang sudah pulang); Kecamatan Mayangan ada 13 orang tersebar di berbagai daerah di Papua (1 orang sudah pulang), dan di Kecamatan Kademangan ada sekitar 22 warga di Papua (3 orang sudah pulang).

"Data dari posko tersebut masih terus mengalami pergerakan sesuai laporan warga dan gelombang kepulangan baik secara pribadi atau bantuan pemerintah," tuturnya.

Baca juga: Perantau asal Probolinggo masih trauma dengan kerusuhan Wamena

Baca juga: Sebagian warga Kota Probolinggo masih berada di Wamena


Wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi itu mengaku akan mengunjungi warganya yang pulang ke Kota Probolinggo dan menjadi korban terdampak kerusuhan Wamena, serta memantau kondisi warganya yang masih berada di Wamena.

"Saat berkunjung ke beberapa warga Kota Probolinggo yang pulang dari Wamena, ada sebagian warga yang mengaku masih trauma dan tidak ingin kembali ke sana, namun ada juga yang berencana kembali ke Wamena, setelah situasi membaik," katanya.

Habib Hadi mengunjungi pasangan suami istri Samsul Arifin dan Siti Nur Fadilah, warga Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan yang sudah memiliki KTP Wamena yang bekerja sebagai sopir dan pedagang di pasar.

Berdasarkan keterangan pasutri tersebut, keduanya memiliki KTP Wamena karena pihak pemerintah setempat mewajibkan perantau memiliki KTP Wamena untuk berjualan di pasar Wamena.

"Saat dicek oleh tenaga medis dari puskesmas yang kami bawa, Siti diketahui tengah hamil dua bulan, sehingga saya meminta petugas kesehatan melakukan pemeriksaan secara intensif di puskesmas," ujarnya.

Habib Hadi mengatakan Pemkot Probolinggo akan melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan dan psikis para perantau di Wamena yang pulang ke Kota Probolinggo.*

Baca juga: Masih trauma, perantau asal Probolinggo enggan kembali ke Wamena

Baca juga: Wali Kota Probolinggo kunjungi warga terdampak kerusuhan Wamena

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019