Loyalitasnya lebih ke presiden. Dan tarik-tarikan politik dari partai kurang atau tak ada, karena bukan kader, jelas Siti
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo diharapkan memperbanyak menteri dari kalangan profesional dibandingkan dari partai politik dalam penyusunan Kabinet Kerja Jilid II, kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.

"Kabinet di periode kedua ini Jokowi harus profesional dan tak terbebani kepentingan politik sempit," kata Siti, di Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat memberi sinyal bahwa porsi untuk menteri dari kalangan profesional adalah 55 persen, sedangkan kalangan parpol 45 persen.

Baca juga: Pengamat: menteri dari kalangan profesional akan loyal ke Presiden

Dia mengutarakan, salah satu keuntungan kalangan profesional, karena akan lebih loyal ke presiden, sehingga tak ada tarik menarik politik.

"Loyalitasnya lebih ke presiden. Dan tarik-tarikan politik dari partai kurang atau tak ada, karena bukan kader," jelas Siti.

Dia mengingatkan, kabinet ke depan ini harus menyesuaikan dengan kebutuhan Indonesia, yang sedang menghadapi tantangan seperti masalah ekonomi global.

Baca juga: Analis nilai menteri profesional juga bisa dari kader parpol

"Menteri-menteri yang direkrut harus kompeten dan profesional agar mereka mampu melakukan inovasi-inovasi yang bermanfaat," jelas Siti.

Selain itu, masih kata dia, karena tanpa beban politik maka menteri akan fokus melaksanakan tugasnya.

Baca juga: Jokowi diharapkan pilih menteri ekonomi dari kalangan profesional

"Dibutuhkan menteri-menteri yang fokus melaksanakan tugasnya dan mengedepankan kepentingan negara," ujarnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019