Jayapura (ANTARA) - Tokoh agama Pendeta Esmon Welilo mengharapkan setelah dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau duduk bersama menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di Papua.

Sebagian masyarakat di Papua sangat berharap agar dialog dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh kelompok masyarakat seperti halnya yang pernah dilakukan di Aceh.

“Kami sangat berharap dialog tersebut dapat dilakukan dalam periode lima tahun ini,” harap Pdt Welilo kepada ANTARA di Jayapura, Kamis.

Baca juga: Tokoh agama Papua imbau jangan terprovokasi jelang pelantikan presiden

Esmon Welilo juga menjabat Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jayawijaya mengakui Presiden Jokowi merupakan presiden pertama yang melakukan kunjungan kerjanya hingga 12 kali ke Papua bahkan tiga kali diantaranya ke Wamena.

Karena itu, sudah saatnya pemerintah di bawah kepimpinan Jokowi memberikan peluang untuk duduk dan berbicara dalam bingkai NKRI sehingga berbagai persoalan yang terjadi di Papua secara perlahan dapat dituntaskan.

Untuk pembangunan, kata Pdt.Welilo, masyarakat khususnya yang berada di pegunungan tengah sudah merasakannya dengan dibukanya sejumlah ruas jalan penghubung serta berbagai harga kebutuhan dapat ditekan akibat harga BBM yang sama di seluruh Indonesia.

“Rakyat Papua akan terus mendukung berbagai program kerja yang akan dilakukan lima tahun ked epan dan berharap berbagai persoalan kemanusiaan dapat segera ditangani dengan baik sehingga masyarakat benar-benar merasakannya,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Kabupaten Mappi Pastor Yakobus S. PR secara terpisah mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian di Tanah Papua khususnya Mappi menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.

“Mari kita bersama-sama menjaga kedamaian dan mendukung serta menyukseskan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta kepemimpinannya lima tahun ke depan,” harap Pastor Yakobus.

Baca juga: Tokoh agama sosialisasikan pentingnya keamanan di Jayawijaya

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019