Jakarta (ANTARA) - Aktor Lukman Sardi tanpa ragu menerima tawaran memerankan tokoh pewayangan Indonesia, Sukrasana, yang digambarkan sebagai raksasa kecil dan buruk rupa.

"Tidak ada alasan buat saya menolak di teater ini. Apalagi karakter ini sangat menarik dan relate dengan keadaan saat ini, tak hanya soal pemerintahan, tapi juga kehidupan sehari-hari," ujar Lukman saat konferensi pers pertunjukan wayang orang "Sang Sukrasana" di Jakarta, Kamis.

"Buat saya ini penting," katanya lebih lanjut.

Aktor berusia 41 tahun itu mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam pergelaran wayang orang merupakan salah satu bentuk sumbangsih kepada bangsa sebagai seorang seniman.

"Ini adalah cara saya memberi untuk Indonesia sebagai seniman. Keluarga saya seniman, saya diajarkan untuk memberi balik ke Indonesia dengan karya. Dan saya mengajarkan juga ke anak-anak saya," ujarnya.

Seni dan budaya, bagi Lukman, merupakan senjata terkuat bangsa. Menurutnya, dengan memiliki jati diri yang kuat, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

"Budaya adalah senjata terkuat bangsa untuk menepis apapun. Kita punya jati diri yang kuat dan tidak merasa minder, bangga dengan kreativitas yang kita punya," kata putra dari pemain biola Idris Sardi itu.

Pertunjukan "Sang Sukrasana" akan digelar pada 17 November 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Pergelaran itu, untuk menyambut Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November.

"Sang Sukrasana" berfokus pada tokoh Sukrasana yang merupakan adik dari tokoh Sumantri.

Sukrasana dikisahkan sebagai rakyat tanpa jabatan apapun, memiliki wajah menyeramkan, namun punya kekuatan yang luar biasa. Sedangkan sang kakak, Sumantri, adalah ksatria yang ambisius dan rupawan.

Sukrasana sangat menyayangi dan membantu sang kakak tanpa pamrih. Sayangnya, perjuangannya berakhir tragis karena dikhianati oleh ambisi.

Baca juga: Ajak milenial nonton wayang, "Sang Sukrasana" padukan seni digital

Baca juga: Wayang orang "Sang Sukrasana" ceritakan kekuatan rakyat dan kekuasaan

 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019