“Kompetisi ini digelar untuk mengapresiasi peneliti muda Indonesia, dan para finalis ditantang untuk memperkenalkan hasil penelitian S3 mereka kepada masyarakat dengan cara yang sederhana, menyenangkan dan inovatif sehingga dapat dipahami masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Institut Prancis di Indonesia dan Kedutaan Prancis di Indonesia, bekerjasama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI menggelar kompetisi MT180, di mana mahasiswa doktoral menjelaskan isi penelitian secara ringkas dan mudah dipahami.

Kompetisi MT180, yang terinspirasi dari Three Minutes Thesis yang digagas Universitas Queensland itu diselenggarakan bersamaan dengan Kongres Kerja Sama Indonesia-Prancis, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Institut Prancis Indonesia (IFI) yang diterima di Jakarta, Senin.

Dalam acara yang digelar pada 30 Oktober hingga 1 November di Universitas Hasanudin Makassar itu, sebanyak delapan doktor dan calon doktor mempresentasikan hasil riset disertasi S3 mereka dalam waktu tiga menit dan dalam bahasa Prancis.

“Kompetisi ini digelar untuk mengapresiasi peneliti muda Indonesia, dan para finalis ditantang untuk memperkenalkan hasil penelitian S3 mereka kepada masyarakat dengan cara yang sederhana, menyenangkan dan inovatif sehingga dapat dipahami masyarakat secara umum,” kata Atase Kerja Sama Ilmiah Kedubes Prancis, Thierry Maré.

Dia juga berharap agar gelaran kompetisi tersebut dapat mempromosikan lulusan pendidikan tinggi Prancis dan mempopulerkan hasil riset mereka di kancah domestik dan internasional.

Setelah melakukan presentasi di hadapan sejumlah juri -- yang terdiri atas Konselor Kerja Sama dan Kebudayaan Kedubes Prancis, Stephane Dovert, Direktur IFI Surabaya, Benoit Bavouset, Pengajar Sastra Prancis Unhas, Mardi Armin, Wakil Kepala Pemberdayaan Manusia Kemenristekdikti, Adhi Putranto, dan Kepala Riset Internasional Universitas Poitiers, Jean-Marie Pincemin -- tiga orang pelajar S3 keluar sebagai pemenang MT180.


Para Pemenang dan Peserta Kompetisi MT180 bersama Konselor Kerja Sama dan Kebudayaan Kedubes Prancis Stephane Dovert. (Dokumentasi IFI)


Juara pertama adalah kandidat doktoral Universitas Lorraine Prancis, Mahdi Mubarok, dengan riset yang bertujuan meningkatkan stabilitas dimensi dan daya tahan kayu melalui teknik-teknik ramah lingkungan yang telah berjalan dengan baik di Eropa, dengan judul disertasi “Valorization of European Beech through Development of Innovative and Environmentally Friendly Chemical Modification Treatment”.

Sementara posisi juara kedua diraih oleh Natasha Erinda Putri Moniaga dengan riset tentang pengembangan citra Bali sebagai tempat tujuan wisata, dan juara ketiga diraih oleh Bachtiar Wahyu Mutaqin dari Universitet Paris I Pantheon-Sorbonne dengan judul disertasi "Dampak Geomorfis Erupsi Gunung Api Samalas Tahun 1257 di Wilayah Timur Lombok"

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019